SuaraBogor.id - Pemandangan semrawut dan langganan macet di kawasan Flyover Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akhirnya ditangani dengan tegas.
Tim gabungan Satpol PP Kabupaten Bogor melakukan operasi penataan besar-besaran dengan menertibkan sebanyak 115 pedagang kaki lima (PKL) dan membongkar paksa 16 lapak liar yang selama ini 'merampas' ruang publik.
Operasi yang digelar pada Rabu pagi ini berhasil membuat kawasan strategis tersebut kini terlihat jauh lebih lega, bersih, dan tertata.
Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid, menjelaskan bahwa penertiban dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan apel gabungan untuk memastikan semua personel bergerak sesuai arahan.
Meskipun melibatkan pembongkaran, Cecep memastikan seluruh proses berjalan secara persuasif dan humanis.
"Seluruh proses penertiban berlangsung secara persuasif dan humanis tanpa insiden yang mengganggu ketertiban umum," ujar Cecep dilansir dari Antara, Rabu 23 Juli 2025.
Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi solid antara unsur internal Satpol PP dengan Muspika Cileungsi, mulai dari pihak Kecamatan, Koramil, Polsek, Dishub, PLN, hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Unit Pasar Tohaga.
Penertiban ini bukan tanpa alasan. Menurut Cecep, keberadaan ratusan PKL dan lapak liar tersebut telah menimbulkan berbagai masalah serius.
Lapak-lapak tersebut terbukti melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum karena:
Baca Juga: Hadiri Rakor KPK, Ketua DPRD Kota Bogor Sampaikan Pentingnya Sinergi untuk Pemerintahan yang Bersih
- Berdiri di Ruang Milik Jalan, Mengambil hak pejalan kaki dan mempersempit badan jalan, yang berkontribusi pada kemacetan.
- Menutup Saluran Drainase, Banyak lapak yang dibangun persis di atas saluran air, menyebabkan penyumbatan dan berpotensi memicu banjir saat hujan.
- Mengganggu Kebersihan, Tumpukan sampah dari aktivitas pedagang kerap mengotori lingkungan sekitar.
Usai pembongkaran, petugas dari DLH langsung turun tangan membersihkan lokasi, mengangkut puing dan sisa material ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Cecep Imam Nagarasid menegaskan bahwa tujuan utama dari operasi ini bukanlah untuk mematikan aktivitas ekonomi masyarakat, melainkan untuk menciptakan sebuah tatanan yang lebih baik.
“Penataan ini justru ditujukan untuk mendukung terciptanya keteraturan yang menunjang aktivitas ekonomi yang sehat,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Hadiri Rakor KPK, Ketua DPRD Kota Bogor Sampaikan Pentingnya Sinergi untuk Pemerintahan yang Bersih
-
Dua Kebijakan untuk Kemasalahatan Warga, Inilah Hasil Rapat Paripurna DPRD Kota Bogor
-
Jangan Diam! Saatnya Suarakan Masalah Air Anda di Survei Kepuasan Tirta Kahuripan 2025
-
Mabuk dan Bikin Onar, Pengamen Viral yang Bentak Sopir Angkot di Bogor Akhirnya Terciduk
-
Wajah Baru Transportasi Bogor: Angkot Berkurang, Biskita Transpakuan Kian Perkasa
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Horor Mayat Wanita di Gunungputri, Saksi Lihat Korban Diseret Motor dengan Tangan Terikat
-
Pemkab dan Warga Bogor Galang Dana Rp1,2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
-
3 Spot Short Escape di Tenjo Bogor yang Murah Meriah dan Estetik, Cukup Naik KRL!
-
Proyek Pasar Tani Garuda Cibinong Baru Capai Segini, DPKPP Ungkap 'Musuh Utama'
-
Kios Bara Terancam Tutup 2026! IPB: Kami Ikuti Arahan Pemkab, Tapi Mahasiswa...