Andi Ahmad S
Kamis, 14 Agustus 2025 | 14:28 WIB
Komplotan Copet Berseragam Pramuka Beraksi di Kirab Merah Putih di Cibinong Bogor [Ist]

SuaraBogor.id - Kemeriahan Kirab Bendera Merah Putih yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pada Kamis, 14 Agustus 2025, berubah menjadi arena kekecewaan bagi sejumlah pengunjung.

Acara yang seharusnya menjadi puncak perayaan kebangsaan, lengkap dengan pemecahan rekor MURI untuk 2.000 porsi talas kukus, justru dinodai oleh aksi pencopetan massal yang terorganisir di pusat acara, Lapangan Tegar Beriman.

Di tengah lautan manusia, komplotan pencopet dengan modus operandi yang licin berhasil menggasak puluhan smartphone milik warga.
Namun, yang lebih mengejutkan adalah adanya perbedaan data yang mencolok antara keterangan panitia penyelenggara dengan kesaksian saksi mata di lokasi kejadian.

Aksi para pencopet ini terbilang sangat terencana. Mereka menyamar dengan mengenakan seragam Pramuka untuk mengelabui para korban dan petugas keamanan. Panitia acara, Melly, mengakui bahwa modus ini membuat pelaku sulit terdeteksi.

"Jadi, pencurinya itu memang sudah mempersiapkan diri, dia mengaku sebagai guru sekolah, jadi agak susah terdeteksi mereka pakai baju pramuka," kata Melly.

Ia juga mengakui bahwa tidak ada persiapan khusus dari panitia untuk mengantisipasi tindak pencurian semacam ini.

Menurutnya, para pelaku yang mengenakan seragam Pramuka ini berpura-pura berprofesi sebagai guru sekolah, sehingga bisa leluasa berbaur dengan kerumunan tanpa menimbulkan kecurigaan.

Kontradiksi mulai muncul ketika panitia memberikan keterangan resmi mengenai jumlah pelaku dan korban. Melly menyebut bahwa hanya ada dua orang pelaku yang berhasil diamankan dengan dua orang korban yang kehilangan smartphone.

"Jadi, tadi yang kehilangan ada 2. Yang satu udah ketemu, yang satu lagi ketemu di sana hp nya," jelas dia.

Baca Juga: Kirab Bendera 600 Meter dan Pesta Kuliner Gratis 11.111 Porsi Siap Guncang Pakansari Bogor Besok

"Iya dua-duanya pakai baju pramuka, dia mengaku sbg guru sekolah sehingga sulit terdeteksi. Sudah di polres," tutupnya.

Namun, keterangan ini sangat berbeda dengan kesaksian Ade Maulana, seorang Satpam DPRD Kabupaten Bogor yang berada langsung di lokasi dan turut serta dalam penangkapan.

Menurut Ade, jumlah korban jauh lebih banyak dari yang dilaporkan panitia.

"Tadi kita lagi lewat ada anak sekolah nangis, cewe. Saya tanya kenapa? Langsung dijawab hapenya ilang. Terus gak lama, dateng segerombolan lagi, laporan hapenya ilang. Laporan lagi ilang lagi, kurang lebih ada sekitar 5," kata Ade, menggambarkan kepanikan yang terjadi di lapangan.

Penangkapan pelaku justru diawali oleh inisiatif Ade Maulana. Setelah melihat banyak anak sekolah yang menangis karena kehilangan ponsel, ia didatangi oleh seorang siswa yang ternyata mengenali wajah salah satu pencopet dan memiliki fotonya.

Berbekal foto tersebut, Ade langsung bergerak mencari pelaku di tengah kerumunan.

Load More