Andi Ahmad S
Minggu, 21 September 2025 | 20:51 WIB
SPBU Bahan Bakar Minyak (BBM) Shell di Cibinong, Bogor, Jawa Barat [Egi/Suarabogor]
Baca 10 detik
  • Saran Bahlil agar Shell beli BBM dari Pertamina membingungkan dan merugikan karena hilangkan kualitas Shell.
  • Karyawan Shell khawatir menipu konsumen karena kualitas BBM akan hilang jika harus beli dari Pertamina.
  • Karyawan Shell tertekan antara memenuhi stok atau menjaga kepercayaan dan kualitas produk.

SuaraBogor.id - Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini menimbulkan keheranan sekaligus kegelisahan di kalangan pegawai SPBU Shell, khususnya di wilayah Kabupaten Bogor.

Di tengah isu stok Bahan Bakar Minyak (BBM) Shell yang mulai menipis di beberapa daerah, saran Menteri Bahlil agar Shell membeli BBM dari Pertamina justru dianggap sebagai solusi yang membingungkan dan berpotensi merugikan.

Salah satu pegawai Shell di Cibinong, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya namun disamarkan sebagai Rizky, mengaku tidak habis pikir dengan statemen tersebut.

"Iya sekarang kita suruh beli di Pertamina, berarti kalau beli di sana kan ngebohongin customer ya kan sama aja," kata Rizky, Minggu 21 September 2025.

Dengan nada sinis, ia melanjutkan, "Suka ngaco memang kadang, memang pintar menterinya." Komentar ini mencerminkan kekecewaan dan kebingungan para pekerja di lini depan.

Kekhawatiran utama yang dirasakan Rizky dan rekan-rekannya adalah mengenai integritas brand dan kualitas produk Shell yang selama ini mereka jual.

Jika Shell harus membeli pasokan BBM dari Pertamina, maka secara otomatis kualitas bahan bakar yang dijual tidak lagi murni Shell.

Hal ini, menurut mereka, sama saja dengan menipu konsumen yang selama ini memilih Shell karena reputasi kualitas dan pelayanan yang berbeda.

"Iya kosong lah (kalau stok habis) pasti *nggak* bakal jualan kita kan soalnya Shell kalau pengen jualan harus belinya ke Pertamina," ungkap Rizky.

Baca Juga: Gempa M 3,9 Guncang Sukabumi Sore Ini, BMKG Catat 32 Kali Gempa Susulan Sejak Kemarin

Situasi ini menempatkan karyawan dalam posisi sulit antara memenuhi kebutuhan stok dengan mengorbankan kualitas dan kepercayaan, atau menghadapi potensi pengangguran jika SPBU terpaksa berhenti beroperasi karena kehabisan stok.

Rizky menjelaskan bahwa Shell sangat mengedepankan kepercayaan pembeli agar tidak kecewa, berbeda dengan persepsi masyarakat terhadap Pertamina yang sempat ramai dengan isu pengoplosan kualitas BBM di masa lalu.

"Cuma kan orang Shell juga bingung, kalau Shell beli ke Pertamina kualitas kita hilang dong cuma bisa ngasih pelayanan doang kualitas bensinnya udah enggak," tutupnya.

Kontributor : Egi Abdul Mugni

Load More