Andi Ahmad S
Minggu, 05 Oktober 2025 | 21:48 WIB
Sejumlah petugas mengisi makanan ke dalam ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG. [Antara/Andri Saputra]
Baca 10 detik
  • BGN gelar Bimtek penjamah makanan (1.800 orang) di Jabar atasi keracunan, fokus keamanan pangan. 

  • SPPG wajib terapkan standar ketat: koki bersertifikat, uji cepat makanan, sterilisasi, dan tiga sertifikat. 

  • BGN berkomitmen standarisasi nasional dapur SPPG lewat Bimtek, pastikan makanan aman dan bergizi. 

SuaraBogor.id - Badan Gizi Nasional (BGN) serius menanggapi insiden keracunan dan gangguan pencernaan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat.

Sebagai langkah tindak lanjut, BGN menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi 1.800 penjamah makanan dari wilayah Bogor dan Sukabumi.

Kegiatan yang berlangsung pada 4-5 Oktober 2025 ini bertujuan untuk memperbaiki tata kelola di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan menjamin standar keamanan pangan di lapangan.

"Keamanan pangan adalah kunci dalam mendukung kesehatan masyarakat. Kami berharap seluruh penjamah makanan lebih disiplin menerapkan standar kebersihan dan sanitasi, sehingga terhindar dari potensi kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan atau penyakit bawaan pangan," ujar Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Nurjaeni dilansir dari Antara.

Ia menegaskan bahwa penjamah makanan memiliki peran vital sebagai garda terdepan dalam memastikan makanan yang disajikan kepada masyarakat aman dan bergizi.

Nurjaeni mengingatkan setiap SPPG agar memiliki kesiapan penuh dalam pencegahan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan melalui penerapan standar ketat. Standar-standar ini mencakup beberapa poin krusial:

  • Memiliki koki bersertifikat.
  • Menerapkan rapid test makanan untuk uji keamanan pangan.
  • Menggunakan filter air untuk air sumur atau air keran, serta air galon untuk memasak.
  • Selalu melakukan sterilisasi ompreng.
  • Memiliki tiga sertifikat sesuai pedoman pemerintah: sertifikat laik higienitas dan sanitasi (SLHS), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), serta sertifikasi halal.

Selain itu, Nurjaeni juga menekankan pentingnya transparansi dan pengawasan berkelanjutan di setiap dapur SPPG.

"Pastikan selalu ada keterlibatan ahli gizi dalam setiap dapur, serta menyediakan CCTV di dapur sebagai upaya transparansi dan pengawasan berkelanjutan," ucapnya.

BGN menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang pangan, sekaligus memastikan masyarakat memperoleh makanan yang aman, sehat, dan bergizi.

Baca Juga: Bukan Hanya Jalan! Samisade Jilid Baru Rudy Susmanto Lebarkan Sayap ke Pesantren Hingga Biaya Kuliah

Bimtek ini merupakan langkah awal yang krusial menuju standardisasi nasional dalam penyelenggaraan dapur sehat SPPG.

Seluruh relawan dan pengelola SPPG diharapkan memiliki pemahaman yang seragam tentang standar pelayanan gizi yang komprehensif, mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas, proses pengolahan yang higienis, pemorsian yang tepat, hingga pendistribusian makanan yang aman sampai ke tangan penerima.

Load More