Andi Ahmad S
Sabtu, 15 November 2025 | 15:41 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul [Andi Ahmad S/Suara.com]
Baca 10 detik
  • Menteri Sosial (Mensos) Gus Ipul menekankan bahwa akurasi data merupakan faktor kunci keberhasilan program intervensi sosial bagi masyarakat. 

  • Kemensos konsolidasi data melalui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) bersama BPS sebagai dasar perencanaan dan intervensi yang akurat. 

  • Kesejahteraan sosial didukung oleh tiga pilar (perlindungan, pemberdayaan, rehabilitasi) dan membutuhkan kolaborasi multipihak seperti Kitabisa.

SuaraBogor.id - Akurasi data menjadi faktor kunci yang tak terbantahkan dalam keberhasilan pelaksanaan program intervensi sosial di Indonesia.

Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, saat menghadiri forum NGO Connect 2025.

Gus Ipul menghadiri acara tersebut diselenggarakan oleh Kitabisa di Sentul, Kabupaten Bogor, pada Jumat (14/11/2025) kemarin.

“Kalau data akurat, maka intervensinya menjadi akurat,” kata Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial melibatkan dua unsur utama, yakni Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

Terkait PPKS, Kementerian Sosial telah memetakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ke dalam 12 kategori Pemerlu Atensi Sosial (PAS) sebagai dasar identifikasi target layanan sosial yang tepat.

Sementara itu, PSKS merupakan kekuatan sosial masyarakat yang perlu diberdayakan dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial ditopang oleh tiga pilar penting, yaitu perlindungan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial, serta rehabilitasi sosial.

Mensos menekankan pentingnya konsolidasi data sebagai dasar perencanaan program. Mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto, Kemensos bersama Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan konsolidasi data melalui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Baca Juga: Sosok Ahli Ekologi Politik Resmi Gantikan Tri Handoko Pimpin BRIN, Sinyal Perubahan Arah Riset?

Data ini terus diperbarui melalui pemutakhiran yang melibatkan Kemensos, BPS, dan pemerintah daerah.

Menurut Gus Ipul, DTSEN tidak hanya dapat digunakan oleh pemerintah, tetapi juga oleh lembaga non-pemerintah, termasuk berbagai organisasi filantropi.

“Kalau nanti data dimutakhirkan terus-menerus dan makin akurat, DTSEN bisa menjadi pedoman bersama,” tuturnya.

Ditempat yang sama, CEO Kitabisa, Vikar Ijaz, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Mensos dalam forum NGO Connect 2025. Ia menekankan pentingnya kolaborasi multipihak untuk memperkuat ekosistem filantropi nasional.

“Beberapa kata kunci seperti keterukuran, keberlanjutan, dan kolaborasi sangat penting. Harapannya, sumber daya kedermawanan Indonesia dapat memberikan dampak maksimal bagi masyarakat,” ungkapnya.

Load More