Andi Ahmad S
Senin, 01 Desember 2025 | 17:36 WIB
BPBD Kabupaten Bogor saat evakuasi jenazah Kabid BPKAD Kabupaten Bogor (Suara.com/BPBD Bogor)
Baca 10 detik
  • Pejabat BPKAD Bogor, Rusli Permana (49), meninggal saat mendaki Bukit Paniisan pada Minggu, 30 November 2025. Ia ambruk setelah mengeluh sakit dada berulang. 

  • Sebelum ambruk dan pingsan, korban terus mengeluh sakit di bagian dada dan beristirahat. Ini adalah peringatan penting untuk mendengarkan sinyal tubuh. 

  • Korban sempat sadar sebentar, namun kondisinya cepat memburuk. Tim gabungan BPBD mengevakuasi korban dalam keadaan meninggal dunia dan dibawa ke RS EMC Sentul. 

SuaraBogor.id - Aktivitas olahraga luar ruang atau di kawasan Sentul dan Babakan Madang memang tengah menjadi tren lifestyle favorit bagi warga Jabodetabek, mulai dari anak muda hingga kalangan pejabat, untuk mencari keringat sekaligus healing.

Namun, kabar duka menyelimuti Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor di penghujung akhir pekan kemarin.

Kepala Bidang Pemanfaatan dan Pengamanan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, Rusli Permana (49), dilaporkan meninggal dunia saat sedang menjajal jalur pendakian menuju puncak Bukit Paniisan, Kampung Cibingbin, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, pada Minggu, 30 November 2025.

Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi kita semua akan pentingnya mendengarkan sinyal tubuh saat berolahraga ekstrem, terutama yang memacu kerja jantung.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat, membeberkan kronologi tragis yang menimpa mendiang Rusli. Insiden bermula sekitar pukul 11.40 WIB, waktu di mana matahari sedang terik-teriknya. Saat itu, Rusli bersama koleganya sedang melakukan aktivitas tracking.

Di tengah perjalanan yang menanjak, kondisi fisik Rusli mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Ia dikabarkan tidak sanggup melanjutkan perjalanan dengan lancar dan harus berhenti berulang kali.

"Menurut keterangan saksi korban sewaktu diperjalanan menuju puncak gunung pani'isan beberapa kali korban mengeluh sakit pada bagian dada dan ketika jalan korban selalu beristirahat," kata Ade Hasrat.

Gejala nyeri dada yang dialami korban seringkali menjadi indikasi medis yang serius saat seseorang sedang dalam aktivitas fisik berat. Tak lama setelah mengeluh sakit yang terus menerus pada bagian dada, Rusli akhirnya ambruk dan pingsan di jalur pendakian.

Situasi berubah menjadi panik ketika rekan-rekan korban mencoba memberikan pertolongan pertama. Beberapa menit setelah pingsan, rekan korban sempat mengecek kondisi pernapasan. Harapan sempat ada karena korban masih bernapas sesaat setelah tak sadarkan diri.

Baca Juga: Pemkab Bogor Fokus Bangun Wilayah Cibinong Raya sebelum Bogor Barat dan Timur Mekar

Namun, takdir berkata lain. Kondisi Rusli memburuk dengan sangat cepat dalam hitungan menit.

"Tidak sadarkan diri beberapa saat setelah pingsan korban masih hidup namun setelah di cek kembali tidak ada nadi dan pelapor langsung mencari bantuan kepada masyarakat dan pihak terkait," jelas Ade Hasrat.

Menerima laporan darurat tersebut, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor langsung bergerak ke lokasi kejadian yang medannya cukup menantang. Proses evakuasi dilakukan pada pukul 13.30 WIB. Sayangnya, nyawa pejabat berusia 49 tahun tersebut tidak tertolong.

"Korban dievakuasi oleh tim gabungan dibantu masyarakat dalam keadaan meninggal dunia pada pukul 14.30 WIB dan langsung dibawa ke RS EMC Sentul kemudian korban dibawa ke rumah duka," tutup Ade.

Load More