Melacak Mutasi Virus Corona di Indonesia

Peneliti UGM mengidentifikasi seluruh informasi genetik 19 sampel virus corona dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ditemukan varian baru virus corona hasil mutasi.

Liberty Jemadu
Minggu, 27 Desember 2020 | 08:05 WIB
Melacak Mutasi Virus Corona di Indonesia
Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]

Riset kami menunjukkan virus dengan mutasi D614G ini pertama kali dideteksi di Indonesia pada awal April 2020 di Surabaya, Jawa Timur. Virus jenis ini juga terdeteksi di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Bali. Kami mengambil 110 sampel virus dari semua daerah tersebut.

Pada awal pandemik, berdasarkan database SARS-CoV-2 Internasional GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), virus SARS-CoV-2 di Indonesia didominasi oleh golongan L tanpa mutasi D614G.

Menariknya sampai akhir November 2020, saat ada 110 genom virus SARS-CoV-2 dari Indonesia di database GISAID, virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G sudah mendominasi. Ada 65 (59%) dari 110 virus dari Indonesia tersebut mengandung mutasi D614G.

Hal ini sejalan dengan data persebaran virus SARS-CoV-2 di dunia.

Baca Juga:Lembaga Eijkman: Varian Baru Virus Corona Tak Pengaruhi Kinerja Vaksin

Pada awal pandemi, virus dengan mutasi D614G hanya dijumpai sekitar 10%, lalu sampai akhir Maret naik mencapai 67%.

Sampai akhir November 2020, virus dengan mutasi D614G telah mendominasi dengan jumlah 90% virus di dunia.

Pergeseran dominasi virus dengan mutasi D614G ini terjadi awalnya di benua Eropa, kemudian diikuti di Amerika Utara, Oseania dan Asia. Hal ini mengindikasikan persebaran virus tidak terlepas dari mobilitas manusia yang sangat dinamis.

Sampai 16 Desember 2020, jumlah pasien terkonfimasi COVID-19 secara global mencapai lebih dari 73 juta, dengan jumlah kematian di atas 1,6 juta orang. Amerika Serikat (Amerika Utara), India (Asia) dan Brasil (Amerika Selatan) menjadi negara yang paling banyak kasus COVID-19. Indonesia menyumbangkan kasus positif lebih dari 630 ribu kasus per 16 Desember.

Menariknya, dalam riset kami, berdasarkan analisis asal virus, tiga virus dengan mutasi D614G dari Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut membentuk klaster tidak hanya dengan virus dari benua Asia, tapi juga dengan virus dari benua Eropa.

Baca Juga:Ruam Kulit Dewi Persik Saat Covid-19 Akibat Varian Baru Virus Corona?

Sedangkan virus satunya (L) membentuk klaster dengan virus dari benua Asia saja. Klaster di sini berarti virus mempunyai susunan kode genetik yang sama. Saat ini karena sudah menjadi pandemik, sulit untuk melacak asal muasal virus tersebut. Sehingga kurang relevan saat ini untuk mendiskusikan asal virus SARS-CoV-2.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini