SuaraBogor.id - Kualitas sperma menjadi poin penting dalam masalah kesuburan pria. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun mencatat penurunan statistik dalam jumlah sperma rata-rata pria di seluruh dunia.
"Kriteria kenormalannya menjadi jumlah sperma 15 juta per milimeter. Ini turun secara global dari hitungan normal sebelumnya 20 juta per milimeter pada 1999," ujar Ronny Tan, konsultan urologi dan andrologi dari Advanced Urology Associates.
Menurut Janice Tung, konsultan kebidanan dan ginekolog di Thomson Fertility Centre, hal ini membuat pria memiliki peluang kecil dalam membuat pasangannya hamil.
Ada banyak faktor yang membuat kualitas sperma menurun, salah satunya pakaian yang dikenakan.
Baca Juga:Sambut 2021, Thomas Muller Umumkan Bakal Bisnis Sperma Kuda
Celana jenis boxer lebih baik daripada celana dalam biasa
Melansir Channel News Asia, secara ilmiah celana jenis boxer memang lebih ramah sperma dibanding celana dalam biasa.
Sebab, celana dalam biasa dapat menekan testis dan meningkatkan suhunya, berbeda dengan celana jenis boxer.
"(Celana boxer) memungkinkan testis menjadi sekitar dua derajat Celcius lebih rendah dari suhu inti tubuh (rata-rata pada 36,9 derajat Celcius), yang akan meningkatkan produksi sperma serta memengaruhi kesehatan sperma," jelas Tan.
Untuk alasan yang sama, celana olahraga yang ketat, jins ketat, dan celana yang pas di tubuh juga tidak bagus untuk kesehatan sperma.
Baca Juga:Bisakah Virus Corona Menular Lewat Sperma dan Hubungan Seksual?
"Temperatur yang meningkat telah terbukti menyebabkan tertahannya produksi sperma, stres oksidatif, dan kerusakan DNA pada sperma," kata Tung.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Human Reproduction dan dilakukan terhadap 600 pria menunjukkan memakai celana boxer membuat pria memiliki jumlah sperma yang lebih banyak.