Lapan: Banjir Kalsel Dipicu Susutnya Hutan 10 Tahun Terakhir

Saat area hutan terus menyusut, luas area perkebunan di Kalsel selama 10 tahun terakhir bertambah sekitar 219.000 ha.

Liberty Jemadu
Selasa, 19 Januari 2021 | 00:12 WIB
Lapan: Banjir Kalsel Dipicu Susutnya Hutan 10 Tahun Terakhir
Presiden Jokowi saat memantau lokasi Banjir Kalsel dari atas Jembatan Pekauman. (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

SuaraBogor.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan bahwa susutnya kawasan hutan telah meningkatkan risiko banjir di Kalimantan Selatan. Ini adalah hasil analisis Lapan terkait penyebab banjir Kalsel pada 12 - 13 Januari 2021.

Lapan, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta baru-baru ini, mengatakan dari hasil analisisnya diketahui adanya kontribusi penyusutan hutan dalam kurun 10 tahun terakhir terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah Kalsel.

Dari tahun 2010 sampai 2020, berdasarkan data tutupan lahan, diketahui bahwa terjadi penyusutan luas hutan primer seluas 13.000 hektare, hutan sekunder seluas 116.000 hektare, sawah 146.000 hektare, dan semak belukar 47.000 hektare.

Sedangkan area perkebunan di wilayah itu menurut data perubahan tutupan lahan luasnya bertambah hingga 219.000 hektare.

Baca Juga:Terjang Air Sebetis, Jokowi Kunjungi Lokasi Banjir Kalimantan Selatan

"Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, M Rokhis Khomaruddin.

Selain itu, hasil analisis curah hujan berdasarkan data satelit Himawari-8 menunjukkan bahwa liputan awan penghasil hujan terjadi sejak 12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di wilayah Kalimantan Selatan.

"Curah hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Januari 2021," kata Rokhis.

Lapan juga meneliti luas genangan akibat banjir pada 12 Juli 2020 (sebelum banjir) dan 13 Januari 2021 (saat/setelah banjir) dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A.

Menurut hasil perhitungan, banjir menimbulkan genangan paling luas di Kabupaten Barito Kuala (sekitar 60.000 ha) disusul Kabupaten Banjar (sekitar 40.000 ha), Kabupaten Tanah Laut (sekitar 29.000 ha), dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (sekitar 12.000 ha).

Baca Juga:Usai ke Kalsel Jokowi Dikritik, Walhi: Seharusnya Hadir dan Kuat

Genangan juga muncul di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sekitar 11.000 ha), Kabupaten Tapin (sekitar 11,000 ha), dan Kabupaten Tabalong (sekitar 10.000 ha).

Sementara di Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai Utara, Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Murung Raya luas genangannya menurut data Lapan antara 8.000 sampai 10.000 ha.

Tim tanggap darurat bencana Lapan menganalisis penyebab banjir yang terjadi 12 sampai 13 Januari 2021 di Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan data cuaca dan luas tutupan lahan.

Lapan menganalisis perubahan tutupan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito menggunakan data mosaik Landsat tahun 2010 dan 2020. Data-data yang digunakan merupakan data satelit penginderaan jauh dengan resolusi menengah. Hasil pengolahan data masih bersifat estimasi, belum dilakukan verifikasi serta validasi untuk mengetahui tingkat akurasinya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini