Berduka Ustadz Maaher Meninggal, Dewi Tanjung: Walau Mulutnya Keterlaluan

Ustadz Maaher semasa hidupnya sering menghina orang lain.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 09 Februari 2021 | 12:58 WIB
Berduka Ustadz Maaher Meninggal, Dewi Tanjung: Walau Mulutnya Keterlaluan
Soni Eranata atau Ustadz Maaher At-Thuwailibi semasa hidup. [Tangkapan layar]

SuaraBogor.id - Politisi PDI Perjuangan Dewi Tanjung berduga Ustadz Maaher meninggal dunia. Namun dia kritik Ustadz Maaher semasa hidupnya sering menghina orang lain.

Dewi Tanjung pun memaafkan Ustadz Maaher. Kata dia, sesama muslim harus saling memaafkan.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un. Selamat jalan Maher semoga dosamu diampuni oleh Allah SWT.
Walau semasa hidupnya si Maher ini mulutnya sangat keterlaluan menghina orang lain. Tapi sebagai manusia dan sesama muslim kita wajib memaafkan dan mendoakan almarhum," kata Dewi Tanjung dalam akun Twitternya, Selasa (9/2/2021).

Air Keluar dari Kuburan Ustadz Maaher

Baca Juga:Rahasiakan Penyakit Ustadz Maaher, Polri: Bisa Mencoreng Nama Baik Keluarga

Air keluar dari kuburan Ustadz Maaher hingga penggali kubur liang lahad Ustadz Maaher kelelahan. Kuburan Ustaz Maaher banyak air saat digali.

Dua penggali makam itu terlihat esktra tenaga dalam menggali, lantaran ada genangan air dalam liang lahat tersebut.

Akibatnya, area makam itu becek dan licin.

Ustadz Maaher dimakamkan di area pemakan Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Selasa (9/2/2021).

Pimpinan Pesantren Tahfiz Daarul Quran KH Ahmad Djameel mengatakan, adanya air di dalam liang lahat yang sedang digali itu bukan suatu fenomena.

Baca Juga:Polri Sebut Ustadz Maaher Meninggal Akibat Penyakit Sensitif

Dia menerangkan, area tersebut terdapat air lantaran lokasi sebelum dibangun Pesantren Tahfiz Daqu, lahan tersebut merupakan lahan rawa.

"(Lahan) Di sini memang agak rendah, apalagi musim penghujan. Tidak musim hujan saja air alhamdulillah, meskipun debit airnya tidak banyak. Dulu ini rawa mas, kita urug. Termasuk masjid ini juga kita beli lahan rawa," kata Djameel, Selasa (9/2/2021).

Lebih lanjut Djameel menjelaskan, sebelum dibangun pesantren, lahan tersebut juga menjadi area pembuangan air warga sekitar.

"Dulu lahan ini jadi area pembuangan air warga sekitar, ada kerbau, lintahnya banyak dan ada juga (ular) cobra. Di awal-awal sempat ada cobra yang masuk nyelonong ke dalam ruangan," jelasnya.

"Jadi wajar, ketika ada penggalian tanah di bawahnya ada genangan air. Karena dulu memang lahan rawa," sambung Djameel.

Diketahui, proses penggalian liang lahat untuk almarhum Ustaz Maaher itu diperkiirakan mulai pukul 08.00 WIB.

Hingga kini, petugas masih melakukan penggalian. Sedangkan genangan air yang ada, kemudian diambil menggunakan ember dan dimasukan ke dalam tong sampah lalu dibuang ke selokan.

Untuk mengantisipasi hujan, area pemakaman kini sudah dipasangi tenda. Sehingga ketika hujan, proses penggalian liang kubur itu tak terganggu.

REKOMENDASI

News

Terkini