Bahaya! Ombak Tinggi Ancam Puluhan Rumah di Palabuhanratu Sukabumi

Ombak tinggi itu menyebabkan abrasi, air laut kini hanya beberapa meter saja mendekati puluhan rumah di Palabuhanratu.

Andi Ahmad S
Rabu, 17 Februari 2021 | 07:35 WIB
Bahaya! Ombak Tinggi Ancam Puluhan Rumah di Palabuhanratu Sukabumi
Ombak tinggi ancam puluhan rumah di pesisir pantai Cipatuguran, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. [Sukabumiupdate.com/Nandi]

SuaraBogor.id - Puluhan rumah di Palabuhanratu Sukabumi terancam disapu ombak tinggi. Hal itu disebabkan tanggul penahan ombak rusak parah.

Ombak tinggi itu menyebabkan abrasi, air laut kini hanya beberapa meter saja mendekati puluhan rumah di Palabuhanratu.

Lurah Palabuhanratu, Deni Zulfan mengaku sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi.

"Kemarin kami sudah melihat langsung kondisi di lapangan dan memang kondisi ombak jauh lebih besar, abrasi jauh lebih besar meski ada Tanggul penahan ombak," ujarnya dikutip Suarabogor.id dari Sukabumiupdate.com - media jaringan - Suara.com, Rabu (17/2/2021).

Baca Juga:Puluhan Rumah di Kediri Rusak Akibat Disapu Puting Beliung

Deni mengaku sudah berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk PLTU Palabuhanratu.

"Insya Allah kami dengan perusahaan akan membuatkan kembali Tanggul dari geobag atau dari karung yang disediakan PLTU. Kita coba nanti pasang di area kerusakan akibat abrasi yang dekat dengan permukiman warga," sambungnya.

Menurut Deni, pemasangan geobag atau Tanggul penahan ombak sudah menjadi agenda dengan perusahaan secara permanen. Namun hal itu membutuhkan waktu dan izin karena pembangunan tersebut merupakan kewenangan pemerintah provinsi atau pusat.

"Untuk saat ini kita akan pasang karung penahan abrasi di bibir pantai yang terkena dampak. Kalau untuk provinsi kita sudah sepakati mengajukan melalui dinas kelautan dan Bappeda atas intruksi bupati. Sudah dimusyawarahkan," jelasnya.

Masih kata Deni, berdasarkan hasil assesment yang dilakukannya memang ada beberapa rumah warga yang terancam. "Memang ada rumah warga yang terancam kalau saya lihat kemarin, tapi tidak terlalu banyak karena di pinggir pantai itu hanya ada kandang dan warung dan sebagian rumah warga," terangnya.

Baca Juga:Gempa Solok Selatan, 40 Rumah Rusak dan 23 Warga Luka-luka

Deni mengulas, Gelombang Tinggi hingga mengakibatkan abrasi di Kampung Cipatuguran sudah terjadi sejak bulan Agustus tahun 2020 lalu, namun kejadiannya tidak separah yang terjadi saat ini.

"Sejak minggu kemarin kondisi alam dengan ombak yang begitu besar, ini jauh lebih besar dari tahun kemarin sehingga Tanggul penahan ombak sebagian rusak lagi karena mungkin ombaknya lebih besar," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini