Perbanyak aktivitas fisik untuk anak, sesederhana memanfaatkan bola untuk bermain sepak bola hingga lempar tangkap. Orangtua juga bisa melibatkan anak dalam kegiatan rumah tangga untuk melatih kemampuan motorik, juga ajari dia untuk melakukan hal-hal seperti mandi dan memakai baju sendiri.
Untuk urusan berpikir cepat dan aktif bersosialisasi, orangtua bisa melakukan stimulasi dengan sering bercengkrama dengan anak, sering mengobrol memakai bahasa yang digunakan orang-orang sekitarnya. Bila lingkungan sekitar berbahasa Indonesia, ajak anak bicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika ingin mengajari dua bahasa, sebaiknya jangan dicampur-campur.
Bacakan juga buku sesuai usianya, lalu ajak mengamati lingkungan seperti melihat hal-hal di sekitar rumah. Ajak juga anak bermain teka-teki.
Anak bisa semakin percaya diri bila diberi kesempatan untuk memilih, misalnya baju apa yang ingin dipakai. Sebelumnya orangtua bisa menyediakan dua pilihan, lalu anak akan memilih mana yang ingin dia kenakan. Saat anak melakukan hal baik, beri pujian secara spesifik pada perilakunya.
Baca Juga:Profil Pep Guardiola, dari Pemain Handal Menjadi Pelatih Ulung
Dorong pula anak untuk menghadapi kesulitannya sendiri agar dia bisa belajar menyelesaikan masalah. Juga, kurangi celaan dan kemarahan berlebihan karena bisa membuat anak merasa kecil hati dan mempengaruhi kepercayaan dirinya.
Agar anak semakin aktif bersosialisasi, jangan lupa rajin melakukan kontak mata dengan buah hati. Ketika mengobrol, letakkan dulu gawai atau perangkat lain yang jadi distraksi.
Tatap mata anak secara hangat, jangan sampai anak nantinya jadi malu-malu ketika bersosialisasi dengan teman-temannya kelak. Lalu, berilah respons positif ketika anak bergaul dan ajari menebak emosi orang lain.
Orangtua bisa menonton film bersama anak, setelah itu mengajak anak menebak apa yang dirasakan oleh tokoh tertentu setelah mengalami sebuah kejadian. "Lakukan juga roleplay atau bermain peran agar sosialisasi terlatih," lanjut dia.
Ketangguhan anak pun bisa diasah dengan cara bersabar menunggu si kecil berproses. Ajari anak bahwa ada konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya, anak tidak sengaja menumpahkan minuman.
Baca Juga:Bisa Menghambat Potensi Prestasi, Pastikan Anak Tidak Kekurangan Zat Besi
Ajak dia untuk membereskannya sendiri alih-alih menyuruh asisten rumah tangga. Setelah itu beri tingkatan target kemampuan secara bertahap, jangan lupa berikan apresiasi ketika anak berhasil menyelesaikannya.