Gebrakan dari Hambalang, Sinyal Keras Perang Terbuka Lawan Mafia Tambang

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengonfirmasi bahwa agenda utama pertemuan darurat ini adalah penertiban kawasan hutan dan gurita pertambangan ilegal.

Andi Ahmad S
Rabu, 20 Agustus 2025 | 23:39 WIB
Gebrakan dari Hambalang, Sinyal Keras Perang Terbuka Lawan Mafia Tambang
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangannya saat Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). [ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto/sgd/YU]

SuaraBogor.id - Bukan di Istana Negara yang penuh formalitas, tapi dari pusat komando pribadinya di Hambalang. Presiden Prabowo Subianto telah mengirimkan sinyal paling keras sejak dilantik: perang terbuka melawan mafia tambang dan para pelindungnya resmi dimulai.

Dalam sebuah pertemuan mendadak yang digelar Selasa (19/8) malam, Prabowo mengumpulkan para petinggi negara—termasuk Menko, Menteri Dalam Negeri, Menteri ESDM, Jaksa Agung, Kapolri, dan Panglima TNI dalam sebuah "rapat dewan perang" yang berlangsung tertutup selama lebih dari empat jam.

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengonfirmasi bahwa agenda utama pertemuan darurat ini adalah penertiban kawasan hutan dan gurita pertambangan ilegal yang telah lama menggerogoti kekayaan negara.

"Dalam pertemuan tertutup selama lebih dari 4 jam tersebut, Presiden Prabowo meminta update perkembangan beberapa persoalan terkait penertiban kawasan hutan dan tambang ilegal," kata Teddy dilansir dari Antara.

Baca Juga:Monumen Helikopter Puma SA 330: Ikon Sejarah dan Kebanggaan Baru di Jantung Bogor

Langkah ini adalah eksekusi kilat dari janji yang diucapkan Prabowo dalam Pidato Kenegaraannya, Jumat (15/8) lalu, di mana ia bersumpah akan menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp 300 triliun dari 1.063 titik tambang ilegal.

Ultimatum untuk 'Beking' Jenderal dan Elite Partai

Pertemuan di Hambalang ini lebih dari sekadar koordinasi teknis; ini adalah penegasan ultimatum. Prabowo ingin memastikan semua lini—dari kementerian hingga aparat penegak hukum—berada dalam satu komando untuk melakukan gebrakan yang tegas dan terukur.

Presiden Prabowo Subianto mendadak memangil sejumlah menteri untuk menggelar rapat di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Rapat dilakukan secara maraton dalam beberapa hari. [Akun IG sekretariat.kabinet]
Presiden Prabowo Subianto mendadak memangil sejumlah menteri untuk menggelar rapat di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Rapat dilakukan secara maraton dalam beberapa hari. [Akun IG sekretariat.kabinet]

Hal ini sejalan dengan ancamannya dalam pidato kenegaraan, di mana ia secara eksplisit memperingatkan siapapun yang merasa kebal hukum.

Untuk Elite Politik Prabowo mengingatkan kader partainya sendiri, Gerindra, agar tidak ada yang bermain api dengan menjadi beking tambang ilegal.

Baca Juga:Lupakan Citra Lama, Hambalang Kini Bangkit Jadi Pusat Ekonomi Baru Lewat Koperasi Merah Putih

Untuk Aparat Ia bahkan secara terbuka menyebut oknum jenderal TNI-Polri yang melindungi praktik haram ini, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu bertindak tegas atas nama rakyat.

"Tidak boleh ada pihak yang merasa kebal hukum hanya karena memiliki kekayaan atau kekuasaan," tegas Prabowo dalam pidatonya yang kini menjadi dasar operasi senyap di Hambalang.

Kehadiran lengkap Panglima TNI, Kapolri, dan Jaksa Agung dalam satu ruangan di luar jam kerja menandakan bahwa ini bukan lagi wacana.
Presiden ingin memastikan tidak ada celah bagi para mafia untuk lolos, dan tidak ada lagi alasan bagi aparat untuk tidak bertindak.

Teddy mengatakan, Presiden ingin memastikan koordinasi lintas kementerian dan lembaga berjalan efektif. Tujuannya satu penertiban yang berkelanjutan, bukan sekadar hangat-hangat tahi ayam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak