Cerita Anton Medan Pernah Dibacok dan Ditembak

Anton Medan atau Ramdhan Effendy meninggal dunia hari ini Senin (15/3/2021). Anton Medan meninggal di kediamannya yang berlokasi di Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong.

Andi Ahmad S
Senin, 15 Maret 2021 | 17:35 WIB
Cerita Anton Medan Pernah Dibacok dan Ditembak
Anton Medan [Inews Magazine/Youtube]

Anton mengaku dirinya semula merupakan penganut agama Buddha, lalu beralih ke Kristen dan akhirnya Islam.

Sebelum masuk Islam, Anton dibesarkan di tengah-tengah politik gelap Indonesia. Itu selama pemerintahan Orde Baru Suharto ketika preman digunakan dalam politik, bisnis dan instansi pemerintah.

Pada tahun 1998, Anton Medan dijadikan kambing hitam untuk orkestrasi Kerusuhan Jakarta setelah tuduhan itu diam-diam dicabut.

Kerusuhan yang awalnya merupakan demonstrasi mahasiswa untuk memprotes presiden Indonesia Soeharto berubah menjadi demonstrasi anti-Tionghoa di ibu kota Jakarta.

Baca Juga:Profil Anton Medan, Perampok Insaf, Masuk Islam, Bikin Pesantren At-Taibin

Anton Medan keturunan Tionghoa, tapi dia turun ke jalan dan ikut kerusuhan untuk membuktikan bahwa dia setia kepada rakyat tapi dia sendiri yang jadi sasaran.

Dalam kekacauan politik tahun 1998, dilaporkan pula bahwa Prabowo Subianto, menantu Suharto dan Panglima Kopassus, telah merekrut dan memanipulasi Anton Medan untuk mendapatkan pendukung militan.

Dalam penyidikan kasus kerusuhan 1998, Anton Medan membantah tuduhan terlibat aktif di balik layar, meski mengaku berada di tengah-tengah massa. Namun, dia menolak untuk bersaksi kecuali Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merehabilitasi namanya terlebih dahulu.

Anton Medan Meninggal Dunia

Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Ramdhan Effendy meninggal dunia, Senin (15/3/2021).

Baca Juga:Meninggal, Anton Medan Dimakamkan di Ponpes Attaibin Bogor Hari Ini

Ramdhan Effendy atau yang biasa disebut Anton Medan meninggal dunia di kediamannya yang berlokasi di Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini