Pendapatan Tukang Bunga Tabur di Makam Turun, Akibat Ziarah Kubur Sepi

Hal itu tentunya berdampak terhadap pendapatan tukang tabur bunga di makam. Pendapatan mereka pun ikut turun drastis.

Andi Ahmad S
Senin, 12 April 2021 | 16:33 WIB
Pendapatan Tukang Bunga Tabur di Makam Turun, Akibat Ziarah Kubur Sepi
Ilustrasi penjual tabur bunga Ramadhan. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraBogor.id - Menjelang Puasa Ramadhan, banyak tradisi yang dilakukan Umat Muslim salah satunya ziarah kubur.

Ziarah kubur biasanya dilaksanakan Umat Muslim menjelang Ramadhan. Namun, saat ini di beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Bogor terlihat sepi.

Hal itu tentunya berdampak terhadap pendapatan tukang tabur bunga di makam. Pendapatan mereka pun ikut turun drastis.

Seperti di TPU Blender, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, terpantau sepi penziarah.

Baca Juga:MUI: Pasien Covid-19 Bergejala Ringan Wajib Berpuasa, Tapi Ibadah di Rumah

Bahkan, salah satu TPU besar di Kota Hujan ini, belum menunjukkan adanya peningkatan aktivitas jamaah, yang biasanya kerap kali terjadi, setiap jelang masuki ramadhan.

Tak hanya penziarah, pedagang bunga musiman yang biasa menjajakan dagangannya di sepanjang TPU, juga tak nampak.

Tak ada pemandangan ramainya penjual bunga musiman, seperti yang sering kali terjadi. Salah satu penjual bunga di TPU Blender, Suhaimi mengatakan, mewabahnya covid-19, dinilai menjadi salah satu penyebab, sepinya penziarah yang datang.

"Sepi mas, lihat saja. Mungkin karna adanya wabah corona jadi masyarakat yang biasanya berziarah, tidak keluar rumah karna takut," katanya, dilansir dari ayobogor.com -jaringan Suara.com, Senin (12/4/2021).

Wanita yang sudah berjualan bunga tabur selama 20 tahun ini mengaku, sepinya peziarah sudah terjadi sejak sebulan terakhir.

Baca Juga:Marhaban Ya Ramadhan, Download PDF Jadwal Imsakiyah Jakarta versi PBNU

Kejadian itu, tentunya secara otomatis berdampak pada penghasilan harian Suhaimi sebagai pedagang bunga.

Suhaimi bercerita, biasanya pada momen jelan ramadhan seperti saat ini, dalam satu hari Rohani bisa mengantongi uang sebesar Rp300 ribu.

Uang tersebut didapatkannya dari hasil penjualan bunga tabur dan air mawar. Namun kini, dalam satu hari Rohani hanya mampu menjual satu keranjang bunga yang dijual Rp10 ribu.

"Sudah sebulan ini kondisinya seperti ini. Kadang sehari penuh tidak ada yang beli. Kalau dua tahun kemarin, momen seperti ini pengunjung ramai, kalau tahun ini sepi banget," keluhnya.

Dia menyadari sepinya peziarah karena banyak orang yang takut beraktivitas ke luar rumah di tengah wabah virus corona. Kondisi ini merupakan yang terparah selama dua tahun Rohani berjualan.

"Ini paling parah selama jualan. Mudah-mudahan H-1 puasa ini banyak peziarah datang. Walaupun saat ini masih seperti ini, semoga beberapa hari kedepan mulai ramai," harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini