SuaraBogor.id - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman diangkat menjadi Pangkostrad. Pengangkatan itu dilakukan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Mungkin masih banyak orang belum mengenal sosok Dudung Abdurachman. Perjalanannya hingga saat ini menjabat sebagai Pangkostrad tentu tidak mudah.
Perjalanan hidup dan karir Dudung Abdurachman dicapai melalui perjuangan dan kerja keras. Dudung berasal dari keluarga sederhana dengan ayah yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sang ibu yang merupakan ibu rumah tangga.
Saat kelas dua SMP sang ayah wafat. Sepeninggal sang ayah, sebagai seorang janda ibunya hanya mengandalkan penghasilan dari pensiunan sang suami yang tentunya dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu, Dudung Abdurachman bantu sang ibu dengan bekerja.
Baca Juga:Profil Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pangkostrad yang Baru
Dilansir dari Hops.id -jaringan Suara.com, Dudung Abdurachman pernah jadi loper koran. Hal itu dilakukan dirinya untuk membantu sang ibu untuk memenuhi kebutuha ekonomi keluarga.
“Saya delapan bersaudara. Saya anak nomor enam. Saya pernah jualan koran naik sepeda dan sepeda saya itu remnya diganjel pake sandal jepit bekas. Sekarang mungkin sudah nggak ada ya loper koran. Kalau pun ada ya naik motor ya,” ujar Dudung, Rabu (26/5/2021).
Dudung memilih untuk bersekolah di sekolah yang masuknya siang hari karena di pagi harinya selain dia berjualan koran, Dudung juga mengantarkan kue klepon yang dibuat sang ibu ke sejumlah warung dan ke kantor Kodam.
Kue ditendang
Karena sudah biasa keluar masuk kantor Kodam, dan biasa mengucap salam kepada para petugas TNI maka mereka sudah terbiasa dan hapal wajah Dudung dan selalu mempersilakan masuk . Suatu ketika, dirinya tidak memberikan salam dan langsung masuk begitu saja ke kantor Kodam.
Baca Juga:Loper Koran Kini jadi Pangkostrad, Segini Harta Kekayaan Mayjen Dudung Abdurachman
“Tiba-tiba ada petugas Tamtamanya ini Tamtama baru yang memanggil saya dan mengatakan ‘heh sini kamu, kamu masuk nggak lapor-lapor lagi,’ disitu kue kue saya ditendang dan itu kue kleponnya berjumlah 55 butir jatuh semua ke tanah berantakan,” kisah Dudung.
Dari situ, di dalam hati niat Dudung terlecut bahwa dirinya harus jadi perwira TNI agar tidak adalagi yang semena-mena terhadap rakyat kecil.
Karir gemilang
Dudung pun mendaftar TNI melalui Akademi Militer dan langsung lulus. Lulusan akmil 1988 itu mengawali karier bergengsi sebagai Dandim 0406/Musi Rawas di Sumatera Selatan dan Dandim 0418/Palembang.
Kemudian pada 2010, Dudung menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana, dan pada 2011 menjabat sebagai Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) II/Sriwijaya.
Karier Dudung terus naik. Hal itu bisa terlihat pada 2015 hingga 2016 Dudung dipercaya sebagai wagub Akmil. Dudung hanya setahun duduk di posisi tersebut.
Pada 2016, ia kemudian diangkat menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Dudung kembali dirotasi pada 2017. Perpindahan itu membawanya menjabat sebagai Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Kasad.
Hanya setahun Dudung duduk sebagai Waaster Kasad, sebab pada 2018 ia dipercaya menjadi Gubernur Akmil, jabatan yang ia emban hingga 2020.
Kemudian pada 27 Juli 2020 Dudung Abdurachman dipercaya memegang amanah sebagai Pangdam Jaya, sebelum akhirnya kembali dirotasi dan menduduki jabatan menjadi Pangkostrad.
“Jabatan dan amanah itu hanya dikasih Tuhan kepada orang baik. Jadilah orang yang murah hati. Tidak semua orang semua suka sama kita. Sebaik apapun kita pasti ada saja kesalahan kita dan orang yang lain tidak suka sama kita. Abaikan saja, kita bekerja saja sebaik mungkin,” tutur Dudung.