Pecah Rekor! Kasus COVID-19 di Depok Tambah 798

Menurut Dadang, lonjakan kasus didominasi oleh kluster keluarga. Pasalnya, banyak anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena terpapar dari orang tuanya yang pulang

Andi Ahmad S
Senin, 28 Juni 2021 | 16:25 WIB
Pecah Rekor! Kasus COVID-19 di Depok Tambah 798
Petugas medis membawa pasien COVID-19 untuk dipindahkan ke ruang rawat inap dari selasr IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBogor.id - Kasus Covid-19 di Depok kembali melejit. Kali ini ada penambahan 798 kasus Covid-19 di Depok pada Minggu, (27/6/2021) kemarin. Tentunya, hal ini merupakan penambahan kasus harian tertinggi yang terjadi di Depok selama Pandemi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana menuturkan, lonjakan kasus harian terjadi karena masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes).

"Mobilitas masyarakat kan masih tinggi, tapi itu tidak diikuti dengan prokes seperti memakai masker di luar rumah atau langsung membersihkan diri sesampai di rumah," papar Dadang kepada SuaraBogor.id, Senin (28/06/2021).

Menurut Dadang, lonjakan kasus didominasi oleh kluster keluarga. Pasalnya, banyak anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena terpapar dari orang tuanya yang pulang kerja.

Baca Juga:Wabup Lampung Tengah Buka Suara Terkait Video Viral Joget tanpa Patuhi Prokes

"Karena itu, kami membatasi aktivitas perkantoran melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)," paparnya.

Untuk menekan penularan Covid-19, Satgas akan kembali memperpanjang masa PPKM sampai 5 Juli 2021. Perpanjangan dilakukan tanpa perubahan jenis ataupun porsi pembatasan aktivitas masyarakat.

"Perpanjangan masa PPKM ini langkah yang kami ambil di hulu penanganan Covid-19," imbuhnya.

Di hilir, lanjut Dadang, pihaknya fokus meningkatkan daya tampung rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Dia menyebutkan, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di ICU di rumah sakit telah mencapai 100,91 persen. Sementara BOR di ruang Isolasi mencapai 95,05 persen.

Baca Juga:Wabup Lampung Tengah Dilaporkan Langgar Prokes, Ini Janji Kapolda Lampung

Untuk meningkatkan daya tampung, Dadang sudah menginstruksikan seluruh rumah sakit untuk mengalihkan kuota tempat tidur pasien non Covid untuk pasien Covid.

"Beberapa rumah sakit sudah mulai menerapkan ini, seperti RS Universitas Indonesia (UI), RSUD Depok dan RSIA Asyifa Depok. RSIA Asyifa Depok juga kami jadikan tempat perawatan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19," terangnya.

Selain penambahan tempat tidur, Satgas juga berniat menambah tempat karantina pasien Covid.

Berkat kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satgas telah menjadikan Wisma Makara dan Pusat Studi Jepang UI sebagai tempat karantina pasien Covid-19.

Namun karena tingkatat penularan masih tinggi, Satgas juga berniat memanfaatkan Asrama Mahasiswa UI.

"Saat ini, kami masih berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pendanaannya," ucap Dadang.

Dadang menyebutkan, rumah sakit di Depok memiliki 1.100 tempat tidur. Namun hanya 44,09 persen pasien dari Depok yang dirawat di Depok. Sisanya, dialihkan ke luar Depok.

Karena itu, Dadang memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan daerah lain dalam memangani pasien Depok yang tidak tertampung.

"Dalam menghadapi pandemi ini, kita tidak lagi melihat batas antar daerah. Kita harus saling beker jasama di wilayah Jabodetabek, tanpa melihat darimana pasien berasal demi kemanusiaan," tegasnya.

Berdasarkan data yang dirilis Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Depok pada Senin (28/6) pukul 10.42 WIB, sudah ada 59.774 kasus yang terkonfirmasi di Depok.

Dari jumlah ini, terdapat 7.942 pasien aktif, 50.771 pasien sembuh dan 1.061 pasien meninggal.

Kontributor : Immawan Zulkarnain

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak