SuaraBogor.id - Sejarah Jalan Suryakencana Bogor. Di sini Anda akan banyak menemukan jajanan legendaris dan pusat kebudayaan.
Tak hanya dikenal sebagai kota hujan,kuliner di Bogor hampir tak pernah ada matinya.
Hampir sepanjang jalan dipenuhi dengan street food yang membuat lapar mata ditambah inovasi kuliner yang dibuat oleh masyarakatnya yang selalu membuat rasa penasaran untuk mencoba.
Bicara tentang kuliner Bogor, tak lengkap rasanya jika tak menyebut Jalan Suryakencana, dibalik ramainya pedagang kuliner di jalan ini perlu rasanya untuk membahas kebelakang terkait sejarah jalan surya kencana pada zaman dahulu.
Baca Juga:Sejarah Istana Bogor Hingga Jadi Istana dan Rumah Presiden
Kawasan Suryakencana menjadi pusat perniagaan sejak zaman kolonial dibangun sekitar tahun 1808 atas perintah gubernur Hindia Belanda kala itu, yaitu Daendels sebagai ruas Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan.
Tepat di belakang Jalan Suryakencana ini terdapat pemukiman keturunan Tionghoa atau yang lebih akrab disebut dengan Pecinan.
Kembali ke peristiwa di tahun 1740 an yang terjadi terhadap etnis Tionghoa mengharuskan orang-orang Cina ini berhijrah ke daerah yang kini dikenal dengan nama Suryakencana.
Kebanyakan masyarakat Tionghoa kala itu bertahan hidup dengan berdagang sehingga tepat jika kala itu jalan Suryakencana disebut dengan Handelstraat.
Jalan Perniagaan ini kemudian diganti namanya menjadi Jalan Suryakencana pada tahun 1970 hingga saat ini.
Baca Juga:Tolak PPKM, Ratusan PKL di Puncak Bogor Kibarkan Bendera Putih
Di kawasan Suryakencana juga terdapat satu vihara atau klenteng tertua di Bogor yang kini dikenal dengan nama Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio, dan dianggap sebagai tempat persebaran komunitas Cina di Bogor.
Akibat dihapusnya kebijakan wijkenstelsel maka banyak etnis lain yang datang dan bermukim salah satunya adalah suku Sunda yang akhirnya hingga kini hidup berdampingan dengan sangat rukun.
Kontributor : Kiki Oktaliani