Tolak Wisata Malam di Kebun Raya Bogor, Kantor Bima Arya Digeruduk Budayawan

Ratusan budayawan asal Kota Bogor itu mempertanyakan kajian terkait kajian ilmiah soal wisata malam di Kebun Raya Bogor.

Andi Ahmad S
Rabu, 13 Oktober 2021 | 14:51 WIB
Tolak Wisata Malam di Kebun Raya Bogor, Kantor Bima Arya Digeruduk Budayawan
Balai Kota Bogor digeruduk budayawan [Ayojakarta]

SuaraBogor.id - Ratusan budayawan geruduk kantor Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Kedatangan mereka menolak adanya wisata malam bertajuk Glow di Kebun Raya Bogor.

Ratusan budayawan asal Kota Bogor itu mempertanyakan kajian terkait kajian ilmiah soal wisata malam di Kebun Raya Bogor.

Kedatangan ke Balai Kota Bogor, ratusan budayawan dan ormas itu juga sempat menggelar sejumlah atraksi kebudayaan berupa tari-tarian lengkap dengan sejumlah alat musik tradisional, lengkap diiringi orasi dari para orator yang datang.

Tak hanya itu, sepanjang aksi unjuk rasa masa aksi juga membakar sejumlah wangi-wangian. Mulai dari dupa, kemenyan, buhur dan wewangian lainnya, yang membuat kompleks pemerintahan Balaikota Bogor diselimuti wewangian khas ritual adat Sunda.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengaku secara umum pihaknya sudah menampung aspirasi yang disampaikan masa aksi, yang intinya mereka ingin ada beberapa hal yang disampaikan kepada pihak yang berwenang khususnya pengelolaan Kebun Raya Bogor.

"Saat ini tentu kami sifatnya menjembatani aspirasi itu. Insya Allah nanti akan kami akomodir, tujuannya untuk menampung lebih konkrit, lebih detail apa-apa saja pokok-pokok pikiran yang harus kami sampaikan kepada pengelola," katanya, menyadur dari Ayojakarta -jaringan Suara.com, Rabu (13/10/2021).

"Jadi dari situ mudah-mudahan ada titik temu, agar ini tidak berlarut-larut dengan terbawanya permasalahan yang bukan substansinya. Takutnya ditunggangi oleh hal-hal yang politis yang berujung pada kontraproduktif," sambungnya.

Dedie menilai, apa yang dikeluhkan para budayawan tentunya harus menjadi perhatian. Meski secara umum Pemkot Bogor tidak terlibat dalam substansi Kebun Raya Bogor, namun suara-suara ini tentunya cukup penting untuk dapat didengarkan.

"Kalau kami melihatnya keberadaan Kebun Raya Bogor ini sebagai penerima manfaat. Cuma memang ada hal-hal yang meresahkan di masyarakat tentunya harus jadi pembelajaran dan menjadi hal-hal yang harus kita bicarakan kembali, agar sesuatu yang lebih baik menjadi lebih baik lagi," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini