SuaraBogor.id - Sejumlah rumah di Kampung Cimentang, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur terendam banjir, Jumat (19/11/2021). Banjir terjadi lantaran air sungai meluap hingga ke permukiman warga usai hujan deras.
Menurut informasi, air sungai meluap lantaran tersumbat Pipa PDAM yang berada di sungai selebar 2 meter itu.
Salah satu warga Kampung Cimenteng Rusyana (45) mengatakan, sejumlah rumah warga terendam banjir usai diguyur hujan deras selama beberapa jam, sehingga membuat aliran sungai meluap.
"Hujan yang turun pagi sampai sore, lalu ada saluran pembuangan airnya terhalang saluran air pipa PAM dan tersumbat ranting ranting pohon," katanya pada wartawan.
Baca Juga:Proyek Pasar Sukanagara Cianjur Mangkrak, Habiskan Rp4,7 Miliar Ternyata Ada Sengketa
Akibatnya kata dia, sejumlah rumah warga yang berdekatan dengan sungai terendam air, hingga setinggi lutut orang dewasa.
"Ada beberapa rumah warga terendam, namun gak tahu jumlahnya ada berapa, banjir sempat tinggi, namun sekarang sudah mulai surut," ucapnya.
Menurutnya, selama tahun 2021 sungai itu sudah lima kali meluap, dan kerap merendam beberapa rumah warga yang berdekatan dengan sungai.
"Ini sudah yang kelima kalinya, bahkan bulan ini saja sudah dua kali kejadian, dan merendam dua Kecamatan, yakni muka Kecamatan Cianjur dan Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah," ucap dia.
Dia dan warga lain berharap, Pemerintah Cianjur, dinas dan instansi terkait untuk segera menangani saluran pipa air yang berada di sungai, agar banjir tidak kembali lagi terjadi.
Baca Juga:Tangkapan Minim, Nelayan di Pantai Selatan Cianjur Berhenti Melaut
"Sebelum ada pipa saluran air PDAM belum pernah banjir, oleh karena itu saya minta agar pipa PAM yang menghalangi saluran pembuangan air ini agar diperbaiki, supaya tidak terjadi lagi banjir," katanya.
Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sudrajat mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait rumah warga yang terendam banjir.
"Petugas sudah diturunkan ke lokasi banjir untuk melakukan penanganan dan pendataan," singkatnya.
Kontributor : Fauzi Noviandi