Maksudnya dengan keyakinan kepada Allah, umat Islam harus berprinsip dan tetap menghargai agama lain juga.
Mereka tidak sama dengan umat Islam begitupun sebaliknya. Surat Al Kafirun menjadi suatu penyemangan dan membangun kekuatan agar umat muslim tidak gentar melawan kekafiran.
- Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
- Qulyaa ayyuhal kaafiruun
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang Kafir!””
Baca Juga:Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Keutamaan dan Tafsirnya
- Laa a’budu maa ta’buduun
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah”
- Wa laa antum ‘aabiduunamaa a’bud
“Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah”
- Wa laa ana ‘aa biddumma ‘abad tum
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah”
- Wa laa antum ‘abiduna maa a’bud
“Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah”
- Lakum dii nukum wa liyadiin
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku” - Q.S. Al-Kafirun
Baca Juga:Al-Quran Surat Al-Kafirun Ayat 1-6 dan Kandungannya tentang Toleransi Beragama
Isi pokok surah Al-Kafirun yaitu pernyataan tegas bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya tidaklah sama dengan tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir dan larangan pencampuran atau kerjasama dalam ibadah atau keyakinan.
Demikian penjelasan lebih lanjut terkait surat Al Kafirun beserta pelafalan ayat dan arti serta asbabun nuzulnya.
Memahami surat ini, umat Islam diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang ada di surat ini.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma