SuaraBogor.id - Shalat Dhuha adalah sebuah amalan ibadah yang familiar kita dengar dibicarakan banyak orang. Shalat Dhuha adalah shalat yang dikerjakan di waktu dhuha dan dapat dikerjakan sebanyak dua hingga 12 rakaat. Berikut pembahasan nilai Sholat Dhuha selengkapnya.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang nilai Shalat Dhuha dan berbagai informasi tambahan yang berkaitan dengan hal tersebut seperti penjelasan singkat mengenai hukum, keutamaan, hingga waktu dhuha itu sendiri.
Apa Hukum Shalat Dhuha?
Shalat Dhuha, secara bulat ditentukan oleh ulama dari empat mazhab, adalah sebuah ibadah sunah. Ibadah dengan hukum sunah berarti tidak akan membawa dosa apabila tidak dilakukan, akan tetapi dianjurkan untuk dilakukan.
Baca Juga:Niat Shalat Dhuha Berserta Doa Setelah Shalat
Salah satu dalil yang menjelaskan hukum Shalat Dhuha adalah sunah yaitu dalil dari Abu Dzar, “Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).
Shalat Dhuha Sebagai Sedekah Sendi-sendi Tubuh
Amalan Shalat Dhuha memang tidak asing kita dengar karena banyak orang yang menunaikannya. Akan tetapi apakah sudah cukup orang mengetahui nilai keutamaan melaksanakan sholat ini?
Nilai Keutamaan Ibadah Shalat Dhuha yang pertama adalah, ibadah shalat ini dapat dihitung sebagai amalan sedekah dari seluruh persendian yang ada di tubuh kita. Berdasarkan hadis yang telah dicantumkan di atas, Sholat Dhuha sebanyak dua rakaat sudah dapat memenuhi kewajiban sedekah dari setiap sendi di tubuh kita.
Padahal berdasarkan sebuah hadis yang disebutkan oleh Aisyah, di dalam tubuh kita sendiri terdapat 360 sendi yang harus disedekahi.
Baca Juga:Niat Shalat Dhuha: Mulai Dari Tata Cara Hingga Waktu Pelaksanaan
“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007). Jadi, Sholat Dhuha adalah bentuk kemudahan yang diberikan Allah Ta’ala agar kita tidak perlu menyedekahi 360 sendi kita satu per satu.
Shalat Dhuha Mencukupi Urusan Seseorang di Akhir Siang
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Menurut Al 'Azhim Abadi, hadis tersebut dapat diartikan bahwa dengan menjalankan Shalat Dhuha kita dapat dihindarkan dari berbagai bahaya yang mungkin dapat kita alami. Di sisi lain, hadis ini juga dapat diartikan bahwa orang yang menunaikan Shalat Dhuha dapat terhindarkan dari perbuatan dosa.
At Thibiy memiliki pendapat lain terkait masalah hal ini, menurutnya hadis tersebut dapat berarti bahwa orang yang menunaikan Shalat Dhuha akan diberikan kecukupan dalam segala kesibukannya dan akan dijauhkan dari hal-hal yang dia benci selama sisa siang di hari itu.
Pahala Shalat Dhuha Sama Dengan Pahala Haji dan Umroh
Nilai Shalat Dhuha selanjutnya dapat dilihat dari sebuah hadis dari Anas bin Malik menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Menurut Al-Mubaarakfuri waktu tepat yang dimaksud dalam “melaksanakan shalat dua raka’at” adalah ketika matahari sudah ada pada titik setinggi tombak hingga saat seseorang dilarang melaksanakan shalat. Shalat ini juga dapat disebut sebagai Shalat Isyroq. Menurut Imam Ibnu Utsaimin, Shalat Isyroq ini merupakan Shalat Dhuha yang ditunaikan di awal waktu.
Orang yang Menunaikan Shalat Dhuha Adalah Orang yang Taat
Jika kamu ingin dimasukkan ke dalam golongan orang yang taat, maka ibadah Shalat Dhuha adalah ibadah yang harus kamu tunaikan. Menurut hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda, “Tidaklah menjaga shalat sunah Dhuha melainkan awwab. Inilah shalat awwabin” (Syarh Shahih Muslim, 6:30). Sesuai dengan penjelasan Imam Nawawi, awwab adalah muthii' atau orang yang taat. Beberapa orang meyakini bahwa arti dari awwab adalah orang yang kembali taat.
Waktu Tepat Untuk Melaksanakan Shalat Dhuha
Kita sudah sedikit menyinggung masalah waktu Shalat Dhuha di atas. Sebuah hadis dari Amr bin Abasah menjelaskan, “Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim no. 832)
Dari hadis di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa waktu Shalat Dhuha dimulai sejak matahari setinggi tombak hingga sebelum matahari condong ke arah barat. Syaikh Abdul Aziz bin Bas mengeluarkan fatwa yang menjelaskan bahwa waktu Dhuha dimulai 15 menit setelah matahari terbit. Akan tetapi, sangat dianjurkan untuk menunaikan Shalat Dhuha ketika posisi matahari sudah tinggi dan sinarnya sudah terik.
Demikian sedikit penjelasan mengenai nilai Shalat Dhuha, ibadah yang dapat memberikan kita pahala sebesar pahala orang yang berhaji dan umroh.
Kontributor : Firda Nuril Huda