Sandiaga Uno Dorong Pembangunan Kereta Gantung di Puncak Bogor, Ade Yasin: Lebih Baik Jalur Puncak II Selesaikan

Direktur Prasarana BPTJ Jumardi menyebutkan, pembangunan moda berbasis rel di Puncak bertujuan mengurangi beban kemacetan lalu lintas

Andi Ahmad S
Selasa, 22 Maret 2022 | 20:24 WIB
Sandiaga Uno Dorong Pembangunan Kereta Gantung di Puncak Bogor, Ade Yasin: Lebih Baik Jalur Puncak II Selesaikan
Arus lalu lintas menuju Puncak Bogor macet parah [Suara.com/Devina]

SuaraBogor.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno mendorong pembangunan kereta gantung di kawasan Puncak Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), terkait hal itu pihaknya bakal melakukan kajian menyangkut kemungkinan pembangunan Kereta Gantung untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak.

Direktur Prasarana BPTJ Jumardi menyebutkan, pembangunan moda berbasis rel di Puncak bertujuan mengurangi beban kemacetan lalu lintas berbasis jalan tentu harus mempertimbangkan fungsi yang maksimal sebagai angkutan umum massal.

"Selain itu tentu harus mempertimbangkan karakteristik demand serta faktor teknis yang paling memungkinkan, sehingga akan menarik perhatian investor untuk mendanai," kata Direktur Prasarana BPTJ Jumardi, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga:Hendak Mengikuti Rapat, Kepala Desa di Bogor Meninggal Dunia Gara-gara Penyakit Lambung

Dalam kajian tersebut tertulis, merekomendasikan bentuk moda transportasi berbasis rel yang paling memungkinkan untuk dibangun di puncak adalah kombinasi antara Kereta AGT (Automated Guideway Transit) dan Kereta Gantung (Cable Car).

Dengan rencana pembangunan panjang lintasan angkutan berbasis rel tersebut menurut hasil kajian adalah 27,88 km dengan terbagi dalam 2 segmen.

Segmen I antara Sentul City - Taman Safari sepanjang 23,40 km menggunakan moda Kereta AGT. Sedangkan segmen II adalah antara Taman Safari - Puncak sepanjang 4,48 km dimana segmen ini baru menggunakan Kereta Gantung.

Kajian yang dilakukan BPTJ menyebut pembangunan moda berbasis rel menuju Kawasan Puncak dengan kombinasi Kereta AGT dan Kereta Gantung membutuhkan biaya tak kurang dari Rp. 7,31 trilyun.
Jumlah tersebut terbagi atas pembiayaan pembangunan Kereta AGT sebesar Rp. 6,32 trilyun dan Kereta Gantung hampir Rp 1 trilyun. Jumlah sebesar itu belum termasuk pembebasan lahan yang diperkirakan membutuhkan sebesar Rp. 693 milyar.

Menanggapi hal itu, Bupati Bogor Ade Yasin merasa tidak setuju dengan perencanaan yang di buat oleh BPTJ.

Baca Juga:Dua Pelaku Curanmor Nyaris Diamuk Warga di Gunung Putri Bogor

“Kemahalan kalau menurut saya. Lebih baik Puncak 2 aja selesaikan,” kata Bupati Bogor Ade Yasin saat hadiri peresmian gedung pelayanan di RSUD Cibinong, Selasa (22/3/2022).

Ade mangatakan jika dana tersebut di alokasikan untuk mewujudkan puncak dua tidak akan memakan banyak biaya dan akan jauh lebih efisien untuk mengurai kemacetan yang terjadi di jalur puncak.

“Nggak akan sampe Rp 7 triliun kalau Puncak 2. Itu Rp 1 triliun juga kurang,” ucapnya.

“Saya kira kalau kereta gantung untuk wisatanya aja. Tapi kepentingan masyarakat yang akan menuju Bandung, Cianjur, kurang terbantu. Kalau Puncak 2 kan keluarnya di Cianjur, yang ke Bandung bisa lewat situ,” tambahnya.

Kontributor : Devina Maranti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini