Tewasnya 33 Anak di Tragedi Kanjuruhan Tuai Kecaman Dunia Internasional, Termuda Berusia 4 Tahun

"Tiga puluh tiga anak meninggal dunia (terdiri atas) delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun,"

Galih Prasetyo
Senin, 03 Oktober 2022 | 18:50 WIB
Tewasnya 33 Anak di Tragedi Kanjuruhan Tuai Kecaman Dunia Internasional, Termuda Berusia 4 Tahun
Ultras Garuda bersama Gabungan suporter klub di Indonesia melakukan aksi 1000 lilin dan tabur bunga di depan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Telah terbukti bahwa stadion belum siap. Mereka tidak mengharapkan kekacauan itu. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di stadion dan semua berantakan karena banyak orang yang mencoba melarikan diri," kata Roca.

"Saya pikir polisi melewati batas, meskipun saya tidak ada di sana dan tidak melihat apa yang terjadi," ucapnya.

Namun ditegaskan Roca, jika melihat dari tayangan video dan foto yang beredar luas di sosial media, aparat polisi kata Roca bisa menggunakan metode lain untuk meredam situasi ricuh pasca pertandingan.

"Tapi jika Anda melihat gambarnya, mereka bisa saja menggunakan teknik lain. Tidak ada hasil dalam pertandinga, tidak pedulu seberapa penting itu saat ini. Itu semua tidak sepadan dengan kehilangan nyawa," ucap Roca.

Baca Juga:Tribune 14 Ditembak Gas Air Mata, Aulia Hanya Bisa Dengar Teriakan Saat Tragedi Kanjuruhan

Menurut Roca, tidak hanya soal bagiaman polisi tidak seharusnya gunakan gas air mata ke arah tribun. Soal tiket pertandingan juga menjadi sorotan dirinya.

"Tidak hanya penggunaan gas air mata. Tetapi juga penjualan tiket yang berlebihan dan sikap masyarakat. Ada pertempuran sengit di luar pertandingan," ucapnya.

"Ini adalah stadion yang cukup jauh dari pusat kota dan mobil ambulans terlebat tiba. Kota ini kecil dan tidak memiliki kapastias untuk membutuhkan 100 atau 200 ambulance di kondisi seperti kemarin,"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak