SuaraBogor.id - Warga Kecamatan Ciampea, berinisial TI (28) mengeluhkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang dinilai sangat lambat.
Pasalnya, para tenaga kesehatan di RSUD Leuwiliang diduga membiarkan pasien yang tengah sakit tanpa ada penanganan sama sekali selama 3 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
TI yang merupakan keluarga pasien sakit mengatakan, saat itu dirinya membawa pasien ke RSUD Leuwiliang pada Sabtu (26/11/2022) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat sampai ke IGD, pasien hanya diminta untuk duduk di salah satu ruangan, diduga tanpa ada penanganan pertama dari pihak tenaga kesehatan.
Baca Juga:Nakes Ikut Aksi Tolak RUU Kesehatan Terancam Sanksi dari Kemenkes, Apa Itu?
Bahkan kata dia, saat mengurus administrasi menggunakan BPJS Kesehatan, dirinya menilai cara tenaga kesehatan di RSUD wilayah Bogor Barat tersebut tidak mengenakan.
Hal tersebut terbukti, saat TI menanyakan soal ruangan untuk pasien, salah satu tenaga kesehatan atau dokter itu menjawab, bahwa prosesnya sangat panjang.
"Katanya, masih jauh. Ini juga belum beres (Masalah Administrasi)," katanya, seraya menirukan ucapan salah satu petugas kesehatan atau dokter tersebut.
TI berujar, usai menyelesaikan masalah administrasi, dirinya merasa heran, kenapa hingga pukul 18.30 tidak ada penanganan sama sekali kepada pasein.
Bahkan, saat ditanyakan kembali, petugas atau dokter itu mengatakan sedang menunggu hasil laboratorium soal penyakit pasien.
Baca Juga:Pembangunan di Papua Melaui Pendekatan Kultural
Dirinya merasa janggal. Pasalnya, pasien belum sama sekali diambil darah untuk sample di laboratorium.
Akhirnya, ia menanyakan ke bagian Laboratorium, ternyata dikembalikan lagi untuk menanyakan ke petugas atau dokter di bagian depan (IGD).
Saat menanyakan, dokter mengatakan bahwa hasil lab akan disampaikan.
"Tetep bilang bahwa tinggal nunggu hasil, padahal belum ada pengecekan. Akhirnya saya langsung bawa pasien ke ruang Lab untuk di cek," imbuhnya.
"Ternyata benar, belum diambil sample darah pasien. Saya pun menunggu hasilnya sampai jam 8 malam," ujarnya.
Dirinya menilai sangat miris, jika semua masyarakat yang sakit diperlakukan sama seperti dirinya, apalagi pasien BPJS.
"Saya menilai ini pelayanannya sama ke semua pasien. Saya membayangkan orang awam yang sakit dibawa ke RSUD Leuwiliang dan juga peserta BPJS, ah itu mah udah, lambat pasti penanganannya, bisa dibayangkan kan?," tanyanya.
Dirinya menilai, bahwa pelayanan di RSUD Leuwiliang ini sangat tidak bagus dan harus diperbaiki oleh jajaran direktur yang mempunyai kuasa untuk melakukan evaluasi.
"Saya sakit hati, merasa di lempar sana sini. Apalagi pas tanya, kita kan awam ya, wajar nanya, ini malah bilang urus administrasi dulu, terus bilang jangan banyak tanya. Saya bener-bener sakit hati, padahal semua prosedur sudah dilakukan dengan baik," kesalnya.
Sementara itu, saat dihubungi Humas RSUD Leuwiliang, Amir mengatakan, bahwa pihaknya akan membantu untuk proses administrasi pasien.
Dirinyapun menyampaikan alasan dokter atau petugas kesehatan di IGD tengah menunggu konsultasi dari dokter ahlinya.
"Saya bantu untuk proses administrasi. Mengenai (Pelayanan lambat) mungkin masih konsul ke dokter spesialisnya," ucapnya.
Pelayanan RSUD Leuwiliang Buruk
Untuk diketahui, pada Maret 2022 lalu jug, pelayanan RSUD Leuwiliang sempat dikeluhkan Kepala Desa (Kades) Sadeng, Yanuar Lesmana karena pelayanan sangat buruk.
Bahkan, amukan Kades Sadeng itu pun viral di media social (medsos) dan pesan berantai WhatsApp.
Kades Sadeng, Yanuar mengatakan, dirinya merasa kesal karena tidak dipinjamkan mobil ambulans oleh pihak RSUD.
Pada waktu itu, Rabu (16/3) ada warga saya berinisial Y meninggal dunia.
"Secara SOP, mayat itu tidak boleh dibawa oleh mobil pribadi, harus pakai mobil ambulans dan saat itu kami melihat ada mobil ambulans nongkrong semua,” kata Yanuar Lesmana.
Dirinya mengaku, saat salah satu warganya sedang koma langsung dilarikan ke RSUD Leuwiliang dan sempat didaftarkan ke IGD.
Namun sesaat kemudian pasien dinyatakan meninggal dunia.
Kemudian. Sekira pukul 16.00 WIB, si Kades pun meminta dipinjamkan ambulans untuk membawa jenazah pasien ke rumahnya.
Namun, permintaannya seperti tak diindahkan pihak RSUD sehingga memancing amarah si Kades.
"Bicaranya semua lagi istirahat tidak bisa diganggu, apa seperti itu pelayanannya?” katanya.