Pelayanan RSUD Leuwiliang Dikeluhkan, Keluarga Pasien: Bikin Sakit Hati, Apalagi Penanganannya Telat

Saat sampai ke IGD, pasien hanya diminta untuk duduk di salah satu ruangan, diduga tanpa ada penanganan pertama dari pihak tenaga kesehatan.

Andi Ahmad S
Rabu, 30 November 2022 | 10:20 WIB
Pelayanan RSUD Leuwiliang Dikeluhkan, Keluarga Pasien: Bikin Sakit Hati, Apalagi Penanganannya Telat
Ruangan Laboratorium di RSUD Leuwiliang Bogor [Ist]

"Saya menilai ini pelayanannya sama ke semua pasien. Saya membayangkan orang awam yang sakit dibawa ke RSUD Leuwiliang dan juga peserta BPJS, ah itu mah udah, lambat pasti penanganannya, bisa dibayangkan kan?," tanyanya.

Dirinya menilai, bahwa pelayanan di RSUD Leuwiliang ini sangat tidak bagus dan harus diperbaiki oleh jajaran direktur yang mempunyai kuasa untuk melakukan evaluasi.

"Saya sakit hati, merasa di lempar sana sini. Apalagi pas tanya, kita kan awam ya, wajar nanya, ini malah bilang urus administrasi dulu, terus bilang jangan banyak tanya. Saya bener-bener sakit hati, padahal semua prosedur sudah dilakukan dengan baik," kesalnya.

Sementara itu, saat dihubungi Humas RSUD Leuwiliang, Amir mengatakan, bahwa pihaknya akan membantu untuk proses administrasi pasien.

Baca Juga:Nakes Ikut Aksi Tolak RUU Kesehatan Terancam Sanksi dari Kemenkes, Apa Itu?

Dirinyapun menyampaikan alasan dokter atau petugas kesehatan di IGD tengah menunggu konsultasi dari dokter ahlinya.

"Saya bantu untuk proses administrasi. Mengenai (Pelayanan lambat) mungkin masih konsul ke dokter spesialisnya," ucapnya.

Pelayanan RSUD Leuwiliang Buruk

Untuk diketahui, pada Maret 2022 lalu jug, pelayanan RSUD Leuwiliang sempat dikeluhkan Kepala Desa (Kades) Sadeng, Yanuar Lesmana karena pelayanan sangat buruk.

Bahkan, amukan Kades Sadeng itu pun viral di media social (medsos) dan pesan berantai WhatsApp.

Baca Juga:Pembangunan di Papua Melaui Pendekatan Kultural

Kades Sadeng, Yanuar mengatakan, dirinya merasa kesal karena tidak dipinjamkan mobil ambulans oleh pihak RSUD.

Pada waktu itu, Rabu (16/3) ada warga saya berinisial Y meninggal dunia.

"Secara SOP, mayat itu tidak boleh dibawa oleh mobil pribadi, harus pakai mobil ambulans dan saat itu kami melihat ada mobil ambulans nongkrong semua,” kata Yanuar Lesmana.

Dirinya mengaku, saat salah satu warganya sedang koma langsung dilarikan ke RSUD Leuwiliang dan sempat didaftarkan ke IGD.

Namun sesaat kemudian pasien dinyatakan meninggal dunia. 

Kemudian. Sekira pukul 16.00 WIB, si Kades pun meminta dipinjamkan ambulans untuk membawa jenazah pasien ke rumahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak