Korban Keracunan MBG di Bogor Bertambah, 213 Orang Dirawat

Menurutnya, sejauh ini kondisi siswa yang masih menjalani perawatan ada sebanyak 12 anak. Mereka tersebar di beberapa Rumah Sakit yang ada di Kota Bogor.

Andi Ahmad S
Selasa, 13 Mei 2025 | 18:27 WIB
Korban Keracunan MBG di Bogor Bertambah, 213 Orang Dirawat
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim saat mengunjungi siswa korban keracunan MBG di rumah sakit [Suarabogor/HO/Pemkot Bogor]

"Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini, biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," ujar Dedie Rachim setibanya di RSUD pasca Munas ke-VII APEKSI di Surabaya.

Selain itu, untuk memastikan dugaan keracunan, Pemkot Bogor juga akan memeriksa asal muasal kejadian tersebut, apakah bersumber dari SPPG atau dari sumber lain.

Di samping itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama puskesmas dan berkoordinasi dengan rumah sakit, serta Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, pengambilan sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray sebanyak 1 buah, sampel usap wadah makanan sebanyak 1 buah, dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.

"Insyaallah besok sudah ada hasilnya (pemeriksaan laboratorium), dan kita akan diskusikan dengan BGN. Yang pasti, kita ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi," ujarnya.

Baca Juga:Simpang Baru Penghubung Tegar Beriman - Pakansari Dibuka, Jadi Solusi Macet di CCM

Saat ini, lanjut Dedie Rachim, kondisi pasien berangsur membaik karena sudah ditangani secara medis.

Meski demikian, Pemkot Bogor juga melakukan pemetaan sekolah-sekolah untuk memastikan apakah masih ada laporan yang masuk, terutama terkait pasien yang menjalani rawat inap.

"Namun sejauh ini jumlahnya semakin menurun," ucapnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dampak yang dialami siswa dalam kejadian ini tergolong lambat, berbeda dengan daerah lainnya.

Melihat kejadian ini secara umum, BGN perlu meningkatkan standar-standar operasional prosedur, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak yang tidak terlalu lama, serta proses distribusi yang tidak terlalu jauh dari lokasi SPPG.

Baca Juga:Laksamana RE Martadinata Jadi Nama Jalan di Kawasan Puncak Bogor

Namun, SPPG ini, lanjut Dadan, merupakan salah satu percontohan yang dikerjakan oleh chef profesional yang sudah terbiasa melayani makanan untuk anak-anak di sekolah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini