Preman di Bogor Diobrak-abrik! 40 Pelaku Diciduk, Gerbang Pabrik Jadi Sasaran

Dari hasil operasi, 23 orang diamankan dan dibawa ke Polres Bogor untuk dilakukan pendataan dan pembinaan awal. Selanjutnya, mereka diserahkan kepada Dinas Sosial (Dinsos)

Andi Ahmad S
Minggu, 18 Mei 2025 | 16:29 WIB
Preman di Bogor Diobrak-abrik! 40 Pelaku Diciduk, Gerbang Pabrik Jadi Sasaran
Ilustrasi Premanisme [/ANTARA]

Menurut dia, Polri sudah memiliki strategi untuk bisa mengurangi aksi premanisme di tengah masyarakat. Dia mengatakan Polri pun bakal berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kebijakan terkait untuk mencari solusi agar tidak ada lagi tindakan preman yang merugikan masyarakat.

"Kita laksanakan mulai tanggal 1 Mei kemarin, dan tentunya ini akan terus berjalan, disesuaikan dengan kebutuhan," kata dia.

Fenomena Premanisme yang Meresahkan

1. Peningkatan Kasus Premanisme

Baca Juga:Evaluasi Pelaksanaan Pemerintah Kota Bogor DPRD Kota Bogor Keluarkan Rekomendasi LKPJ 2024

Sepanjang tahun 2024, tercatat 4.207 kasus kejahatan terkait senjata tajam atau praktik premanisme.

Hingga akhir April 2025, sudah terjadi 1.426 kasus serupa, dengan rata-rata sekitar 12 kasus per hari.

Polda Metro Jaya, Jawa Timur, dan Jawa Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi.

2. Premanisme Berkedok Ormas

Menjelang Idul Fitri, praktik pemalakan tunjangan hari raya (THR) oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) kembali marak.

Baca Juga:Misteri Bungkamnya Developer Grand Alifia Bogor Usai Dipolisikan Warga

Sosiolog UGM, Dr. A.B Widyanta, menilai praktik ini sebagai tindakan ilegal yang mencerminkan persoalan sosial yang lebih dalam.

3. Reaksi Masyarakat di Media Sosial

Sentimen negatif terhadap aksi kekerasan, pemalakan, dan dominasi ormas tampak semakin menggema di platform digital.

Mayoritas unggahan warganet bersentimen negatif, menyoroti lemahnya penegakan hukum dan keterlibatan ormas dalam praktik kekerasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak