SuaraBogor.id - Ada sebuah drama dalam penggerebekan prostitusi online di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dilakukan oleh Satuan Tugas Penegakkan Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat (Satgas Gaktibmas) Tegar Beriman Selasa 24 Juni 2025.
Saat penggerebekan dilakukan, salah satu pasangan kekasih menolak untuk diamankan oleh petugas. Padahal sudah jelas-jelas mereka melakukan aksi yang dilarang oleh Agama Islam.
Penggerebekan sendiri dilakukan di sebuah kontrakan di wilayah Cibinong. Hasilnya, didapati belasan wanita diduga terlibat prostitusi online.
Dilihat dari video yang beredar, petugas yang terdiri dari Satpol PP, Dinas Sosial dan TNI itu mendatangi sebuah kontrakan besar yang berada di pemukiman penduduk.
Baca Juga:Klaim Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu Rupiah Sekarang, Cuan Langsung Masuk Dompet Digitalmu
Petugas berlarian ke dalam kontrakan untuk mencegah para penghuni keluar.
Satu persatu pintu kamar kontrakan diketuk petugas untuk melakukan pengecekan. Beberapa kamar ditemukan pasangan bukan suami tengah berduaan.
Sempat terjadi ketegangan antara salah satu pria yang menolak teman wanitanya diangkut petugas. Pria tersebut bersikukuh bahwa wanita tersebut merupakan kekasihnya dan tidak terlibat prostitusi.
"Kami dari Satgas Gaktibmas Tegar Beriman di sini ada dari Satpol PP, Dinsos, TNI melaksanakan penyakit masyarakat. Di sini yang kita lakukan melakukan kegiatan penertiban prostitusi online melalui aplikasi Michat," kata Koordinator Satgas Gaktibmas Tegar Beriman, Rhama Kodara kepada wartawan, Kamis 26 Juni 2025.
Kata dia, kontrakan tersebut memang sudah menjadi target operasi. Hasilnya, didapati sebanyak 12 perempuan dan 3 laki-laki dari dalam kontrakan.
Baca Juga:Peringatan Keras dari Satpol PP: Dua Anggota Disanksi, Penegakan Kode Etik Dimulai
"Di sini kita melakukan penyisirian di kontrakan yang memang sudah target kita karena laporan dari masyarakat. Ada 9 perempuan diduga PSK dan tiga pasangan bukan suami istri," jelasnya.
Mereka yang terjaring operasi diangkut dengan mobil Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor. Selanjutnya, dibawa ke Kantor Satpol PP untuk assesment.
"Malam ini kita bawa ke Kantor Satpol PP untuk dilakukan assesment dari Dinsos. pabila memang terbukti dia memang prostitusi online akan dikirim ke panti rehabilitasi di Sukabumi," tegasnya.
Di sisi lain, tambah Rhama, Satgas Gaktibmas Tegar Beriman ini tidak hanya menggelar operasi penyakit masyarakat di Kabupaten Bogor. Tetapi, juga melakukan penertiban PKL, miras dan lainnya.
"Satgas ini kita tidak hanya kegiatan pekat saja tapi juga miras, penertiban bangunan tanpa izin dan PKL," pungkasnya.
Perlu diketahui, Kabupaten Bogor, Jawa Barat saat ini sedang jadi sorotan banyak pihak imbas adanya pesta seks sesama jenis di kawasan Puncak Bogor, tepatnya di salah satu vila di Kecamatan Megamendung.
Saat ini Pemkab Bogor menegaskan bahwa berbagai langkah pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS, peredaran narkoba, dan perilaku menyimpang telah lebih dulu dijalankan sebelum terjadinya penggerebekan pesta sesama jenis di kawasan Puncak, Bogor.
Bupati Bogor Rudy Susmanto menyebutkan, Pemkab sejak dua bulan lalu sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan dalam upaya edukasi dan deteksi dini penyebaran penyakit menular serta penyalahgunaan narkotika.
"Langkah-langkah pencegahan ini sudah kami jalankan jauh hari sebelum kejadian kemarin. Sejak bulan kedua saya menjabat, kami langsung menyusun strategi khusus untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, narkotika, dan minuman keras di wilayah Kabupaten Bogor," kata Rudy kepada wartawan, Selasa 24 Juni 2025.
Pemkab juga telah memulai pemetaan wilayah rawan di 40 kecamatan dengan menggandeng komunitas lokal untuk menjangkau kelompok rentan secara humanis.
Salah satu upaya konkret adalah peluncuran “Rumah Merah Putih”, rumah aman yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi dan pendampingan warga yang terdeteksi terpapar HIV/AIDS atau terdampak penyalahgunaan narkoba.
“Rumah Merah Putih ini tidak kami publikasikan secara luas arahnya ke mana, tapi fungsinya jelas: sebagai bentuk deteksi dini dan intervensi kemanusiaan. Ini merupakan wujud nyata bahwa kami tidak hanya reaktif terhadap kejadian,” ujarnya.
Rudy menjelaskan bahwa tim khusus Pemkab sudah lama memantau dan membina kelompok-kelompok rawan. Selain itu, langkah preventif juga dilakukan dengan menyiapkan revitalisasi balai kesejahteraan sosial agar dapat menampung dan menangani kasus-kasus sosial secara terpadu.
Terkait dengan penggerebekan pesta sesama jenis yang dilakukan aparat kepolisian, Rudy menyebutkan bahwa sebagian besar peserta bukanlah warga Kabupaten Bogor. Namun karena lokasinya berada di wilayah Bogor, pemerintah daerah tetap mengambil tanggung jawab dengan melakukan intervensi lanjutan.
“Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan beberapa peserta hasilnya reaktif HIV, dan mayoritas berasal dari luar Kabupaten Bogor. Tapi kami tidak tinggal diam. Ini bukan sekadar keprihatinan, tapi harus menjadi konsentrasi bersama,” tegasnya.