Ketua DPRD Bogor Kaget Konflik PT Sinde dan Warga Cinagara Bertahun-tahun Tak Beres

Pasalnya, keberadaan PT Sinde Budi Sentosa itu berdampak pada warga sekitar karena ketidakpastian status hibah Tanah Pemakaman umum (TPU)

Andi Ahmad S
Minggu, 13 Juli 2025 | 06:49 WIB
Ketua DPRD Bogor Kaget Konflik PT Sinde dan Warga Cinagara Bertahun-tahun Tak Beres
Bangunan Perusahaan PT Sinde Budi Sentosa di Kampung Cisempur dan Cisalopa, Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor [Egi/Suarabogor]

SuaraBogor.id - Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara belum sama sekali berbuat untuk menengahi persoalan konflik antara PT Sinde Budi Sentosa dengan warga Kampung Cisempur dan Cisalopa, Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pasalnya, keberadaan PT Sinde Budi Sentosa itu berdampak pada warga sekitar karena ketidakpastian status hibah Tanah Pemakaman umum (TPU), sarana infrastruktur jalan serta saluran air untuk kebutuhan warga.

Ketua RT 04 RW 05, Cepi mengaku bahwa banyak keluhan yang muncul dari warga terkait dampak aktivitas proyek pembangunan PT Sinde tersebut. Namun,perwakilan perusahaan seperti acuh terhadap keluhan-keluhan warga itu.

“Sudah sering saya menerima aduan dari warga dan hal itu sudah seringkali kami sampaikan ke pihak perusahaan. Tapi alasannya selalu klasik, katanya saat ini masih dalam proses atau tahap pembangunan,” kata dia.

Baca Juga:7 Ikhtiar Menemukan Jodoh Menurut Buya Yahya

Ia khawatir, jika konflik yang sudah menahun itu tidak segera diselesaikan, konflik warga dengan perusahaan makin menjadi-jadi. Terlebih, kata dia, lahan yang dipergunakan tidak kurang dari 20 hektar luasnya.

“20 hektar itu hanya di wilayah RW 02 saja. Tapi kalau dihitung keseluruhan atau luas tanah yang dibebaskan perusahaan sekitar 250 hektar atau separuh dari luas wilayah desa ini,” jelas dia.

Ia mengaku akan melaporkan konflik tersebut ke pemerintah dan DPRD Kabupaten Bogor karena tidak ada jalan tengah pada permasalahan warga dengan perusahaan tersebut.

“Ya jika tidak digubris, warga akan mengadu ke pemkab dan DPRD agar bisa mengakomodir semua keluhan mereka. Karena perjanjian itu sudah sejak beberapa tahun lalu, tapi faktanya sampai sekarang nol besar,” jelas dia.

Diketahui, kesepakatan antara warga dengan PT Sinde sudah menemukan titik terang. Namun, PT Sinde hingga kini tidak merealisakan hasil kesepakatan-kesepakatan tersebut.

Baca Juga:DPRD Kota Bogor Terima Draft RPJMD, Mulai Bahas 4 Raperda: Kawal Arah Kebijakan Kota Bogor

“Ada delapan poin yang sudah disepakati dalam perjanjian, namun sampai detik ini belum ada satu pun yang dipenuhi. Dan perlu diketahui sampai saat ini pihak Sinde belum menunjukan itikad baiknya kepada kami,” ungkap Yayat, warga sekitar.

Lanjut dia, selain beberapa poin tersebut, warga pun mengeluhkan sejumlah dampak lainnya seperti getaran, debu dan kebisingan yang berasal dari aktivitas pembangunan proyek. Dan kata dia, warga RT 03 dan 04 merupakan warga paling terdampak akibat aktivitas proyek.

“Salah satu dampak paling dirasakan yaitu kekeringan yang disebabkan karena saluran air yang tidak mengalir akibat dampak proyek. Padahal aliran air dari parit itu sangat dibutuhkan warga, terutama para santri di pesantren yang ada di wilayah sekitar” jelas dia.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara seperti baru mengetahui konflik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun itu.

Sastra mengaku kaget ada persoalan antara pengusaha dan warga di Cinagara, Kecamatan Caringin tersebut. Ia mengaku akan melihat dulu akar permasalahan konflik itu.

"Ya Allah, coba kami cek ya," singkat Sastra kepada Suarabogor.id.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak