Dibakar Hidup-Hidup! Tragedi Mengerikan yang Terungkap dari Rekaman CCTV Sebuah Ruko di Ciangsana

Sebuah rekaman CCTV dari seberang jalan menjadi saksi bisu yang membongkar skenario dingin S (16), yang tega menghabisi nyawa nenek dan pamannya sebelum membakar mereka.

Andi Ahmad S
Sabtu, 13 September 2025 | 20:45 WIB
Dibakar Hidup-Hidup! Tragedi Mengerikan yang Terungkap dari Rekaman CCTV Sebuah Ruko di Ciangsana
Kebakaran sebuah ruko pecel lele di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri Bogor [Ist]
Baca 10 detik
  • Kebakaran Disengaja untuk Menutupi Pembunuhan
  • CCTV dan Keterlibatan Kepala Desa Jadi Kunci Pengungkapan
  • Pelaku Berusia Remaja dengan Tindakan Sadis dan Terencana

SuaraBogor.id - Laporan kebakaran sebuah ruko pecel lele di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, pada Minggu subuh (7/9/2025) berubah menjadi salah satu kasus pembunuhan paling mengerikan.

Sebuah rekaman CCTV dari seberang jalan menjadi saksi bisu yang membongkar skenario dingin S (16), yang tega menghabisi nyawa nenek dan pamannya sebelum membakar mereka.

Tanpa adanya bukti digital ini, aksi brutal sang remaja mungkin akan lebih lama tersembunyi di balik tragedi kebakaran biasa.

Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra, adalah salah satu saksi kunci yang mengungkap kronologi ini. Ia pertama kali menerima laporan adanya kebakaran saat sedang menjalankan program salat subuh keliling.

Baca Juga:Kisah Tragis di Balik Dinding Ruko Pecel Lele, Mengapa Remaja 16 Tahun Tega Habisi Keluarganya?

"Saya pas lagi ada program subuh keliling, ketika saya dikabari satgas linmas saya, saya menyelesaikan acara dulu. Satgas saya yang di lokasi dan beberapa kepala dusun untuk berkoordinasi dengan pemadam kebakaran, kepolisian gitu," kata Udin, Sabtu (13/9/2025).

Awalnya, semua pihak mengira ini adalah musibah kebakaran biasa. Namun, kejanggalan mulai terasa saat Udin berinisiatif mencari bukti petunjuk.

Rasa penasaran membawa Udin untuk memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) milik tetangga yang berada persis di seberang ruko nahas tersebut. Dari sinilah, tabir misteri mulai tersingkap, detik per detik.

"Ketika saat saya melihat CCTV Sebrang Kios itu, saya lihat keluarnya pukul 5:17 pagi. Terus setelah itu, gak lama kemudian api kelihatan besar di atas kios. Kemudian api membesar," ungkap Udin.

Rekaman itu menjadi bukti tak terbantahkan:

Baca Juga:Gercep Klaim! Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Gratis Langsung Cair Tanpa Ribet!

1. Pukul 05:17 WIB: Pelaku, S, terekam keluar dari ruko seorang diri dengan gerak-gerik yang tenang.

2. Beberapa Saat Kemudian:** Api mulai terlihat berkobar dari bagian atas ruko.

Petugas di kios pecel lele, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Polres Bogor)
Petugas di kios pecel lele, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Polres Bogor)

3. Api Membesar: Dalam waktu singkat, api melalap seluruh bangunan kecil berukuran 3x3 meter itu.

4. Pelaku Kabur: S diduga langsung melarikan diri setelah menyedot bensin dari motornya untuk menyulut api.

Skenario ini membantah dugaan kebakaran akibat korsleting listrik atau ledakan gas. Ini adalah pembakaran yang disengaja.

Setelah api padam, pemandangan di dalam ruko membuat semua yang melihatnya syok. Dua jasad ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Keterangan Udin menggambarkan betapa brutalnya kejadian tersebut.

Jasad Paman (T)

"Kalau untuk jenazah laki-laki itu hampir tinggal kaki betis, jadi kaki betis itu sudah tidak ada itu, sama tangan ga ada Kepala juga juga udah sebagian hilang terbakar," tuturnya.

Jasad Nenek (Sunarti)

"Kalau neneknya kan tertimpa reruntuhan, jadi masih badan bawahnya masih utuh... Tapi rambutnya masih ada, masih keluar darah dari kepala nya," jelas Udin.

Fakta bahwa ada darah segar yang masih keluar dari kepala sang nenek menguatkan dugaan bahwa kedua korban telah dianiaya dengan benda tumpul hingga tewas sebelum ruko dibakar.

"Saya pernah tanya ke penyidik, saya juga kaget kenapa anak usia di bawah umur bisa paham juga menghilangkan jejak dengan dibakar," kata Udin, menegaskan bahwa pembakaran ini adalah upaya sadis untuk menutupi kejahatan yang lebih dulu dilakukan.

Kontributor : Egi Abdul Mugni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak