5 Poin Penting Tragedi Bullying Berujung Maut di Ponpes Bogor, No Satu Bikin Merinding

Berikut adalah 5 poin penting yang perlu Anda ketahui tentang kronologi dan fakta di balik tragedi ini

Andi Ahmad S
Minggu, 21 September 2025 | 21:16 WIB
5 Poin Penting Tragedi Bullying Berujung Maut di Ponpes Bogor, No Satu Bikin Merinding
Ilustrasi Tragedi Bullying Berujung Maut di Ponpes Bogor, Jawa Barat [Gemini]
Baca 10 detik
  • Perundungan berujung maut menimpa FD, seorang santri di Bogor, setelah dianiaya dua temannya.
  • Pelaku AZ dan FD membalas dendam dengan menyerang korban menggunakan batu dan besi di kamarnya.
  • Korban FD awalnya adalah pelaku perundungan terhadap AZ, yang kemudian berbalik menjadi korban.

SuaraBogor.id - Sebuah kasus perundungan atau bullying telah merenggut nyawa seorang santri di Pondok Pesantren berinisial DR di Kabupaten Bogor bagian Barat, Jawa Barat.

Insiden tragis ini menyisakan duka mendalam dan menjadi peringatan keras bagi kita semua.

Berikut adalah 5 poin penting yang perlu Anda ketahui tentang kronologi dan fakta di balik tragedi ini:

1. Malam Berdarah di Kamar Santri Penganiayaan Dini Hari

Baca Juga:Kronologi Mengerikan Malam Berdarah di Ponpes Bogor, Bullying Berujung Maut Santri

Kejadian mengerikan ini terjadi pada Kamis, 11 September 2025, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Korban, santri berinisial FD (15), sedang terlelap tidur di kamarnya di Pondok Pesantren DR.

Di tengah keheningan malam, dua pelaku, AZ (14) dan FD (15) – yang juga teman sekelas korban di kelas IX – masuk ke kamar dengan niat jahat.

2. Senjata Mematikan Batu Bongkahan dan Besi Kaki Kursi

Para pelaku tidak datang dengan tangan kosong. Menurut Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara, kedua pelaku membawa "1 buah bongkahan batu dan 1 buah besi bekas kaki kursi" sebagai alat untuk melancarkan serangan mereka.

Baca Juga:Kasus Bullying Berujung Maut di Ponpes Bogor: Korban FD Tewas Dianiaya Teman Sendiri

Dengan brutal, batu dilemparkan ke wajah korban, diikuti dengan lima kali pukulan besi di area kepala.

3. Modus Balas Dendam Korban Ternyata Mantan Pelaku Bullying

Fakta paling mengejutkan dari kasus ini adalah motif di balik penganiayaan. AKP Teguh Kumara menjelaskan bahwa aksi brutal ini didorong oleh amarah yang memuncak karena bullying yang dilakukan oleh korban sebelumnya.

"Korban awalnya sebagai pelaku bullying terhadap pelaku," ungkapnya. Ini menunjukkan sebuah lingkaran kekerasan di mana korban bullying di masa lalu berubah menjadi pelaku, yang kemudian berujung pada tragedi.

4. Perjuangan Medis yang Sia-sia Dari RSUD Leuwiliang ke RSUD Ciawi

Setelah penganiayaan, FD dilarikan ke RSUD Leuwiliang. Namun, karena kondisi luka yang sangat parah, ia dirujuk ke RSUD Ciawi pada Minggu, 14 September 2025, untuk penanganan lebih intensif.

Sayangnya, setelah berjuang melawan luka-lukanya selama beberapa hari, nyawa FD tidak dapat tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 16 September 2025.

5. Peringatan Keras bagi Lingkungan Pendidikan dan Orang Tua

Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi pengelola pondok pesantren, sekolah, orang tua, dan seluruh elemen masyarakat tentang bahaya bullying.

Lingkungan pendidikan harus menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak, bebas dari segala bentuk kekerasan fisik maupun verbal.

Diperlukan pengawasan ketat, pendidikan karakter, serta mekanisme pelaporan yang aman dan efektif untuk mencegah bullying agar tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat lingkaran kekerasan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak