-
Bogor darurat perundungan: 97 kasus tercatat sepanjang 2024, dianggap fenomena gunung es yang merusak mental.
-
Pemkot Bogor luncurkan program "My Buddy, Stop Bullying" (Satpol PP Sahabat Pelajar) atasi kasus yang terus meningkat.
-
Kasus perundungan naik 15 persen per tahun, bahkan terjadi sejak tingkat SD dan melibatkan tenaga pendidik.
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa permasalahan perundungan jauh dari kata selesai.
Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasari, mengungkapkan tren yang sangat mengkhawatirkan perilaku perundungan di lingkungan pendidikan terus meningkat.
"Dalam enam tahun terakhir, kasus bullying naik rata-rata 15 persen per tahun meski sosialisasi sudah gencar dilakukan," papar Dewi.
Angka ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan yang ada selama ini mungkin belum sepenuhnya efektif atau masalahnya jauh lebih kompleks dari yang terlihat.
Baca Juga:Panas Persaingan POPDA XIV: Kota Bogor Kunci Posisi Tiga, Siap Kejar Puncak
Ini mengindikasikan bahwa banyak korban yang memilih diam atau tidak berani melaporkan.
"Bahkan, banyak kasus muncul sejak tingkat sekolah dasar,” kata Dewi.
Ia juga menyoroti kasus perundungan yang dilakukan oleh tenaga pendidik, yang dapat mencoreng nama baik sekolah sekaligus menciptakan suasana belajar yang tidak sehat, sebuah ironi mengingat sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak.