Anak Anggota DPRD Bogor Dianiaya Warga? Sekdes Mekarsari: Itu Fitnah!

Menurut Dede, insiden yang terjadi di Angkringan Warles, yang berlokasi dekat Hotel Mekarsari, sama sekali tidak melibatkan kekerasan fisik.

Andi Ahmad S
Sabtu, 25 Oktober 2025 | 18:59 WIB
Anak Anggota DPRD Bogor Dianiaya Warga? Sekdes Mekarsari: Itu Fitnah!
Sekdes Mekarsari, Dede Firdaus (Ist)
Baca 10 detik
  • Warga Mekarsari resah oleh angkringan yang musiknya keras hingga dini hari, mengganggu kenyamanan meski sudah ditegur.

  • Kericuhan dipicu keresahan warga mencapai puncaknya; Tokoh pemuda membantah keras adanya pemukulan anak anggota DPRD.

  • Angkringan melanggar ketertiban lingkungan karena musik keras, minuman keras, dan pakaian tak sopan; Warga hanya ingin ketenangan.

SuaraBogor.id - Isu pemukulan terhadap anak salah satu anggota DPRD Kabupaten Bogor di Desa Mekarsari, Kecamatan Cileungsi, kini dibantah keras oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Mekarsari, Dede Firdaus.

Ia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar dan telah memicu kesalahpahaman serta kegaduhan di tengah masyarakat.

Menurut Dede, insiden yang terjadi di Angkringan Warles, yang berlokasi dekat Hotel Mekarsari, sama sekali tidak melibatkan kekerasan fisik.

Kejadian itu, kata Dede, hanyalah bentuk penyampaian keluhan warga yang sudah lama merasa terganggu dengan aktivitas angkringan yang kerap menimbulkan kebisingan hingga larut malam.

Baca Juga:Anak Anggota DPRD Terlibat Kericuhan di Angkringan Cileungsi, Warga: Keresahan Sudah Lama

“Saya tegaskan, tidak ada pemukulan, tidak ada kekerasan. Itu fitnah dan dibesar-besarkan. Warga hanya menyampaikan keluhan karena musik diputar keras sampai dini hari. Bahkan ada warga yang istrinya baru operasi merasa sangat terganggu,” tegas mantan aktivis mahasiswa ini, kepada wartawan, Sabtu 25 Agustus 2025.

Dede menjelaskan bahwa keluhan warga terhadap aktivitas angkringan tersebut sudah berlangsung lama. Pemerintah desa pun telah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Polsek Cileungsi untuk menindaklanjutinya secara resmi.

Bahkan, pihak kepolisian sempat melakukan razia, sehingga kegiatan musik sempat berhenti sementara waktu. Namun, tak lama kemudian, aktivitas bising kembali terjadi.

Ketegangan mencapai puncaknya usai peringatan Maulid Nabi, ketika sekitar 30 warga mendatangi lokasi angkringan untuk menegur pemilik secara langsung.

Dalam momen tersebut, salah satu pengunjung bernama Rangga, yang belakangan diketahui merupakan anak anggota DPRD Bogor, diamankan oleh warga.

Baca Juga:Kades Cikuda AS Resmi Ditahan, Praktik Tanda Tangan Berbayar Dokumen Tanah Berakhir di Jeruji Besi

“Tidak ada tindakan anarkis. Justru [warga] mengamankan anaknya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pak Kadus dan keluarga Rangga juga melihat langsung. Jadi, laporan yang beredar itu ngawur,” ujar Dede dengan tegas.

Dede menilai, pemberitaan atau isu yang berkembang di luar fakta lapangan justru berpotensi menimbulkan kegaduhan baru di masyarakat. Ia mengingatkan agar pihak-pihak tertentu tidak memelintir fakta demi kepentingan pribadi atau politik.

“Kami tidak anti dengan angkringan. Silakan berdagang, tapi tolong hormati ketenangan warga. Jangan sampai usaha hiburan dijadikan alasan untuk mengganggu lingkungan,” tambahnya.

Melalui klarifikasi ini, Dede Firdaus berharap masyarakat tidak mudah termakan informasi yang belum terverifikasi dan dapat menjaga kondusivitas wilayah. Ia menekankan pentingnya saling menghargai dan menjaga ketertiban lingkungan sebagai kunci utama kerukunan antarwarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak