-
Penutupan tambang di Bogor Barat oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, menyebabkan kelangkaan material konstruksi, mengancam keterlambatan Proyek Jalan Bomang Rp31 miliar.
-
Kelangkaan material utama (untuk betonisasi) setelah penutupan tambang menyulitkan kontraktor meski sudah berusaha mencari pasokan dari luar wilayah Bogor.
-
Pemprov Jabar sedang merumuskan solusi komprehensif, termasuk opsi akses tol atau pembangunan jalan khusus truk tambang, untuk mengatasi kelangkaan material.
SuaraBogor.id - Kebijakan penutupan tambang di wilayah Kabupaten Bogor bagian barat oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kini mulai menimbulkan dampak serius pada sektor jasa konstruksi.
Keluhan terkait kelangkaan material utama, seperti bahan untuk betonisasi, menghambat proyek-proyek pembangunan infrastruktur, salah satunya Proyek Jalan Bojonggede - Kemang (Bomang) senilai Rp31 miliar.
Gubernur Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), mengakui keluhan ini bukan hanya dirasakan oleh pegawai jasa konstruksi, tetapi juga oleh masyarakat Parungpanjang akibat lalu lalang truk tambang selama ini.
"Orang Parungpanjang juga mengeluh selama ini," cetus Dedi pada Selasa (4/10/2025).
Baca Juga:Kejari Kabupaten Bogor Siap Gasak Koruptor Daerah, Prioritaskan Pengawasan Desa dan KMP
Menanggapi keluhan ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat saat ini sedang mencari solusi atas kelangkaan material utama untuk pengerjaan konstruksi.
"Solusinya lagi kita rumuskan. Solusinya seperti apa, rumusannya seperti apa," kata Dedi Mulyadi.
Beberapa opsi solusi yang tengah dipertimbangkan antara lain:
Akses tol khusus truk tambang
"Mobil besar enggak boleh lewat jalan Kabupaten dan Provinsi, langsung ke akses tol," jelas Dedi, menunjukkan upaya mengurangi beban jalan umum dan masalah lalu lintas.
Baca Juga:Momen Langka di CFD: Duet Tak Terduga Rudy Susmanto dan Ade Yasin Bikin Heboh Warga Bogor
Pembangunan jalan tambang baru
"Atau pak bupati berencana membebaskan lahan untuk tambang kemudian nanti membangun jalan tambang," tambahnya.
"Solusinya banyak formulasinya, tetapi di balik itu bukan persoalan jalan tambangnya tetapi pertambangan harus melahirkan nilai kemanusiaan." ucap Dedi Mulyadi
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Suryanto Putra, mengungkapkan bahwa proyek pembangunan Jalan Bojonggede - Kemang (Bomang) diprediksi akan mengalami keterlambatan penyelesaian.
Proyek senilai Rp31 miliar yang ditargetkan selesai selama 130 hari kalender atau hingga akhir Desember 2025 berdasarkan kontrak yang disepakati, kini terancam tidak bisa selesai tahun ini.
"Pihak penyedia ingin bekerja secara cepat, tapi memang itu kendala dengan bahan (material), sangat sulit. Karena mereka membutuhkan buat beton (salah satunya). Itu yang menjadi kendala karena tidak ada material yang bisa dibeli, karena penutupan tambang," ungkap Suryanto.