Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Rabu, 16 Desember 2020 | 07:40 WIB
Ratu Wiraksini, ibu-ibu di Kabupaten Bogor sepulang dari Polda Metro Jaya usai diperiksa terkait ucapannya di media sosial yang menyebut polisi dengan kata dajjal. (Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi)

SuaraBogor.id - Senin (14/12/2020) petang pukul 18.00 WIB, warga Kampung Al-Barokah, RT02/09, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dibuat heboh usai rumah seorang warganya bernama Ratu Wiraksini didatangi aparat kepolisian.

Hal itu diungkapkan Ketua RT02 Kampung Al-Barokah, Supriadi (47) kepada Suarabogor.id saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/12/2020) malam.

Pria yang sering disapa Usup itu tidak mengetahui secara pasti mengenai kronologis warganya itu secara tiba-tiba didatangi dan dibawa polisi. Kata dia, saat itu dirinya dalam perjalanan pulang dari tempat kerja.

"Saya nggak tahu mengenai kronologis pastinya. Tapi istri saya tahu ada 10 orang yang datang menjemput ibu Ratu secara tiba-tiba, sama istri saya aja yang tahu," katanya.

Baca Juga: Giliran Ratu Wiraksini Teriak Polisi Dajjal: Habib Rizieq Bukan Koruptor!

Sementara Elah (40), istri Usup mengatakan, sebelum polisi dari Polda Metro Jaya itu membawa warganya, sekitar pukul 18.00 WIB dirinya diberitahu tetangga bahwa ada yang mencari suaminya.

Sontak, dirinyapun merasa kaget dan langsung memikirkan keberadaan sang suami yang pada saat itu masih bekerja di peternakan sapi yang lokasinya masih di sekitar wilayah Desa Situ Udik.

Menurut Elah, ada 10 orang yang turun dari tiga kendaraan mobil berplat nomor B, dua warna hitam dan satu warna putih menuju kediamannya. 10 orang itu terdiri dari delapan laki-laki dan dua perempuan.

"Saya kan kaget ya, takut suami saya punya utang. Saya tanya tujuan dan maksudnya menanyakan suami saya ada apa gitu. Soalnya saya baru pertama kali kedatangan tamu banyak seperti itu," ungkap Elah.

Seketika itu, ia menyuruh anaknya untuk menjemput suaminya yang masih kerja di peternakan sapi. Namun, satu anggota polisi berpakaian putih itu masuk ke rumahnya dan menunjukkan foto ibu Ratu Wiraksini.

Baca Juga: Kesal Gegara Rizieq Ditangkap, Ratu Maki-maki Polisi Dajal Lewat TikTok

"Pria pakai baju putih itu meminta izin masuk ke rumah, dan langsung menunjukkan gambar, katanya kenal nggak sama ini? Kata saya kenal itu ibu Ratu, saya tanya kok bapak kenal sama ibu Ratu, jawabannya katanya pengen nempatin tower di sini, mau beli tempat satu meternya berapa katanya," imbuhnya.

Namun, anggota polisi itu langsung menanyakan kedekatan keluarganya dengan Ratu Wiraksini. Elah mengaku sebagai keluarga jauh.

Kemudian, anggota polisi itu meminta Elah menunjukkan rumah Ratu Wiraksini.

Sesampainya di rumah ibu Ratu, ada polisi yang mengambil gambar keadaan seluruh rumah. Mulai dari dapur, kamar, ruang tamu dan halamannya.

"Saya kan takut ya, saya bilang pak maaf ya saya mau pulang. Soalnya kasihan anak saya di rumah nggak ada siapa-siapa. Tapi katanya jangan dulu duduk aja di sini. Saya bilang nggak mau, nggak mau ikut campur," kata Elah.

Sesampainya di rumah, dirinya mendapatkan informasi dari warga yang melihat suami istri tersebut yakni Ratu Waraksini dan Yudin Purba dibawa orang-orang yang membawa tiga kendaraan mobil tersebut.

"Kata tukang bakso yang lihat, ibu Ratu dan Pak Yudin dibawa sama tiga mobil. Sampai saat ini belum pulang-pulang lagi," ujarnya lagi.

Keesokan harinya, Selasa (15/12/2020), warga baru menyadari bahwa Ratu Waraksini dibawa tiga rombongan polisi atas ulahnya di media sosial yang menghujat anggota polisi dengan kata-kata 'Dajal'.

"Warga ramai, saya juga lihat video viralnya yang sebut polisi (Dajal). Memang ujungnya ini yang nggak baik ngatain polisi, banyak juga kan yang komen di situ," ujar Elah.

Ia mengungkapkan, keseharian Ratu Waraksini bekerja sebagai penjual keripik singkong yang disebar ke warung-warung di Desa Situ Udik. Wanita tiga anak itu disebut juga sering mengikuti pengajian rutin seminggu sekali.

"Ibu Ratu baik. Tapi memang kalau ikut pengajian juga sering video ini itu, dan memang ibu Ratu ini orangnya kritis sering komen ini itu. Jangankan pemerintah pusat, sifat pribadinya juga sering menjelek-jelekkan keluarganya, tapi kami nggak melayani. Komennya itu mengenai bantuan sosial dari pemerintah. Tapi kami nggak permasalahkan itu sampai panjang," ungkap Elah.

Saat berbincang dengan Elah, ada seorang warga memberitahu bawah Ratu dan suaminya Yudin sudah kembali lagi ke rumahnya sekitar 21.30 WIB.

Tim Suarabogor.id pun diantar ketua RT menuju kediaman Ratu Wiraksini.

Kepada Suarabogor.id Ratu Wiraksini menyesal atas perbuatannya tersebut. Ia mengaku membuat video itu menggunakan aplikasi Tik-Tok secara spontan, tanpa ada niat mencederai hati orang banyak.

Ia juga meminta maaf kepada pihak aparat kepolisian dan seluruh rakyat Indonesia atas perbuatan yang telah mengganggu dan merugikan tersebut.

"Saya bener-bener minta maaf yang sebesar-besarnya kepada kepolisian dan rakyat Indonesia atas perbuatan saya. Semoga tidak ada lagi masyarakat yang membuat video ujaran kebencian. Saya bener-bener menyesal atas perbuatan saya itu. Saya minta maaf," katanya.

"Memang ini salah saya. Saya buat ini sebagai pembelajaran bagi saya dan masyarakat lainnya juga, agar tidak menggunakan medsos semena-mena," sambungnya.

Ia mengaku membuat video usai melaksanakan salat Tahajud dan merasa bersedih atas tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI).

"Saya nggak ada unsur apa-apa, spontan saja itu usai salat Tahajud sekitar pukul 02.00 WIB dini hari antara Kamis atau Rabu saya lupa. Itu spontan saja. Saya menyesal dan saya meminta maaf kepada anggota kepolisian," katanya lagi.

Saat diperiksa, Ratu mengaku dicecar 50 pertanyaan lebih oleh polisi di Polda Metro Jaya. Namun, ia menjelaskan, bahwa itu merupakan bentuk ketidaksengajaan.

"Saya jelaskan apa adanya, alhamdulillah ini teguran dan pelajaran bagi saya untuk lebih baik lagi. Tadi saya diperiksa penyidik ada sekitar 50 lebih pertanyaan," ucapnya.

Ia juga mengaku, saat ini dirinya diperbolehkan pulang tim penyidik dari Polda Metro Jaya. Namun, dirinya diwajibkan untuk wajib lapor seminggu dua kali.

"Alhamdulillah saya di sana diperlakukan dengan baik. Saya jujur tadi polisinya baik-baik semuanya, saya juga dikasih makan berapa kali sama suami saya oleh polisi. Ternyata Polisi kalau udah tahu semuanya pada baik, saya berterima kasih juga kepada polisi nggak nahan saya, tapi saya diwajibkan lapor seminggu dua kali, setiap hari Rabu dan Kamis," imbuh Ratu.

Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi

Load More