Andi Ahmad S
Minggu, 05 Oktober 2025 | 23:43 WIB
Ilustrasi Tol Bogor–Serpong. (Klikkaltim/com)
Baca 10 detik
  • Tol Bogor-Serpong (32,03 km) adalah prakarsa swasta senilai Rp12,351 triliun tanpa APBN.

  • Proyek JORR 3 ini melalui proses panjang 2022-2024, tuntas diharap Agustus 2028.

  • Tujuan utama tol: urai kemacetan, dukung distribusi logistik, dan tingkatkan konektivitas Jabodetabek.

SuaraBogor.id - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian mengatakan, bahwa proyek Tol BogorSerpong via Parung merupakan prakarsa badan usaha atau unsolicited yang telah melalui tahapan proses yang cukup panjang.

Proses panjang ini dimulai dengan pengadaan pada tahun 2022, diikuti evaluasi teknis, finansial, dan legal, hingga akhirnya penetapan pemenang pada Juli 2024.

Konsorsium pemenang kemudian membentuk badan usaha Jalan Tol, yaitu PT Bogor Serpong Infra Selaras.

Secara teknis, jalan tol ini memiliki panjang total 32,03 km, dengan 27,83 km berada di Provinsi Jawa Barat dan 4,2 km di Provinsi Banten. Proyek ini dibagi menjadi empat seksi vital:

  • Seksi 1: Junction Salabenda sampai Simpang Susun-Pondok Udik sepanjang 3,97 km.
  • Seksi 2: Simpang Susun-Pondok Udik sampai Simpang Susun-Putat Nutug sepanjang 9,27 km.
  • Seksi 3: Simpang Susun-Putat Nutug sampai Simpang Susun Rumpin sepanjang 8,23 km.
  • Seksi 4: Simpang Susun-Rumpin sampai Junction Serpong sepanjang 10,56 km.

Dari sisi finansial, total investasi proyek ini mencapai Rp12,351 triliun, mencakup seluruh biaya mulai dari perencanaan teknis, pengadaan tanah, konstruksi, hingga pengoperasian.

"Insya Allah tanpa menggunakan APBN, skema kerja sama pemerintah badan usaha adalah menggunakan metode bangun guna serah yang telah banyak dilaksanakan di dalam pembangunan jalan tol di Indonesia," jelas Wilan dilansir dari Antara.

Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung adalah bagian integral dari Jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road 3 (JORR 3), sebuah proyek ambisius yang bertujuan mengurai kemacetan dan mengoptimalkan distribusi barang serta jasa di wilayah metropolitan Jakarta.

Proyek ini akan terhubung dengan jalan tol yang sudah eksis di sebelah barat, yaitu Tol Serpong–Balaraja (Serbaraja), serta menyambung dengan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) dan Tol Depok–Antasari (Desari). Ke depan, konektivitas ini akan diperluas hingga Tol Sentul Selatan–Karawang Barat.

"Ini akan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan," kata Wilan.

Baca Juga: Duel Udara Berujung Nahas, Pemain Persikad Depok Bil'asqan Didiagnosis Ini Setelah Kolaps

Berdasarkan rencana implementasi, pembangunan tol ini dijadwalkan akan dimulai dengan kegiatan pengadaan tanah, dan diharapkan konstruksi dapat dimulai pada bulan Oktober 2026, dengan target penyelesaian pada Agustus 2028.

Penantian akan segera berakhir, dan pada akhirnya, Tol Bogor–Serpong via Parung akan berdiri sebagai bukti nyata komitmen Indonesia untuk terus membangun, berinvestasi pada masa depan, dan menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kuat serta masyarakat yang lebih sejahtera.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan, pembangunan Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung bukan sekadar infrastruktur tambahan, melainkan simpul strategis yang menghubungkan pusat pertumbuhan di Jabodetabek dan mengikat denyut kehidupan masyarakat.

Menteri Dody menjelaskan bahwa Kementerian PU menginternalisasi Astacita ini dan menerjemahkannya ke dalam narasi tersendiri, yang dikenal sebagai trisula pembangunan infrastruktur atau "PU 608." Konsep PU 608 sendiri meliputi:

  • Rasio Modal-Output Inkremental (ICOR) kurang dari 6.
  • Pengentasan Kemiskinan menuju 0 persen.
  • Pendorong Pertumbuhan 8 persen per tahun.

"Tiga nilai utama yakni pertumbuhan, keadilan sosial dan ekonomi umum menjadi roh dari setiap bendungan yang kita bangun, setiap jaringan irigasi yang kita perluas hingga jalan-jalan tol yang akan kita resmikan," tegas Dody.

Load More