-
Keracunan siswa di dua sekolah Bogor disebabkan kontaminasi bakteri pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
-
Sumber bakteri berbeda: SMPN 1 Jonggol dari telur dan air; SDN Pasir Angin 2 dari tahu, mayonaise, salad, dan makaroni.
-
Kontaminasi ini menyoroti celah serius keamanan pangan program sekolah, mengakibatkan rawat inap siswa.
SuaraBogor.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor akhirnya merilis hasil uji laboratorium yang mengonfirmasi bahwa insiden keracunan yang menimpa siswa di dua sekolah SMPN 1 Jonggol dan SDN Pasir Angin 2 Megamendung—berasal dari kontaminasi bakteri pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hasil ini mengungkap celah serius dalam standar Keamanan Pangan program sekolah. Berikut adalah 4 fakta utama yang terungkap dari hasil uji laboratorium Dinkes Bogor:
1. Dikonfirmasi Positif Bakteri di Kedua Lokasi
Sekertaris Dinkes Kabupaten Bogor, Irman Gafur, menegaskan bahwa hasil uji laboratorium dari kedua sekolah menunjukkan kontaminasi bakteri sebagai penyebab keracunan.
"Keduanya terbukti ada bakteri nya," jelas Irman Gafur.
2. Sumber Kontaminasi di SMPN 1 Jonggol: Telur dan Air
Untuk kasus yang terjadi di SMPN 1 Jonggol, hasil laboratorium menemukan sumber kontaminasi berpusat pada dua elemen utama yang disajikan dalam menu MBG.
Telur Ceplok: Lauk yang disajikan menjadi salah satu sumber utama bakteri.
Air: Kontaminasi juga ditemukan pada air yang digunakan, mengindikasikan masalah sanitasi dalam proses pengolahan.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis di Bogor Picu Keracunan Massal, Bakteri Ditemukan di Telur hingga Saus
"Sudah ada hasilnya, yang untuk SMPN 1 Jonggol itu, adanya di telor ceplok terus sisi air juga ada." ucapnya.
3. SDN Pasir Angin 2: Kontaminasi Hampir Merata di Seluruh Menu
Kasus di SDN Pasir Angin 2 Megamendung menunjukkan pola kontaminasi yang lebih luas, di mana bakteri ditemukan hampir di seluruh menu yang disajikan pada saat itu.
Tahu: Salah satu lauk yang menjadi sumber bakteri.
Saus Mayonaise: Bahan pelengkap ini teridentifikasi sebagai sumber kontaminasi.
Mix Salad dan Makaroni: Komponen sayuran dan karbohidrat lain juga tidak luput dari bakteri.
Berita Terkait
-
Program Makan Bergizi Gratis di Bogor Picu Keracunan Massal, Bakteri Ditemukan di Telur hingga Saus
-
Waspada Pangan Beracun! DKP Bogor Tak Bisa Jamin SPPG Bebas Bahan Kimia Berbahaya
-
Demi Ketahanan Pangan, Pemkab Bogor Punya Saran Mengejutkan untuk SPPG
-
Setelah Insiden Keracunan, Koki Bersertifikat dan CCTV Dapur Jadi Syarat Wajib Program Makan Gratis
-
Lagi-Lagi! Makan Bergizi Gratis Diduga Sebabkan Keracunan Massal, Tiga Siswa Dilarikan ke RSUD Ciawi
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Wajah Baru Pakansari! Masjid Nurul Wathon Siap Jadi Ikon Religi dan Bisnis Terpadu di Bogor
-
Dr. Alim Ditantang Prof. Arif Satria Wujudkan Mimpi Global South Leadership yang Tertunda
-
BRIsat Perkuat Fondasi Digital BRI untuk Perluas Inklusi Keuangan di Seluruh Indonesia
-
Jantung Ekonomi Mahasiswa IPB Terancam Digusur: Bara di Ujung Tanduk, Pedagang dan Mahasiswa Gelisah
-
Upgrade Kokpit Biar Makin Gagah! 5 Rekomendasi Stang MTB Terbaik 2025 Mulai 100 Ribuan