-
Proyek jalan tembus Rancabungur-Leuwiliang terhambat birokrasi dan anggaran, khususnya penetapan lokasi oleh Gubernur Jabar karena lahan kurang lebih hektar.
-
Proses administrasi pembebasan lahan sangat rumit, membutuhkan revisi format dokumen berulang kali agar sesuai standar Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
-
Pembangunan jalan tembus ini tidak akan selesai cepat karena pembebasan lahan membutuhkan biaya fantastis dan skema penganggaran yang bertahap.
SuaraBogor.id - Bagi warga Bogor Barat yang setiap hari harus berjibaku dengan kemacetan horor di jalur Dramaga-Ciampea-Leuwiliang, kabar mengenai pembangunan jalan tembus Rancabungur-Leuwiliang adalah angin segar yang sangat dinanti.
Jalan ini digadang-gadang sebagai solusi pamungkas untuk memecah beban lalu lintas di wilayah tersebut.
Namun, tampaknya masyarakat harus memperpanjang stok kesabarannya. Pemerintah Kabupaten Bogor baru saja memberikan konfirmasi realistis bahwa proyek strategis ini tidak bisa diselesaikan dengan cara Sangkuriang alias cepat kilat.
Ada tembok tebal berupa birokrasi administrasi dan keterbatasan anggaran yang menjadi penghalang utamanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra, menjelaskan secara transparan mengapa proyek ini berjalan lambat.
Kendala pertama terletak pada dokumen pembebasan lahan yang ternyata prosesnya tidak sederhana karena melibatkan lintas instansi hingga ke tingkat provinsi.
Masalah utama saat ini adalah administrasi penetapan lokasi (Penlok). Karena luas lahan yang dibutuhkan sangat besar, kewenangannya tidak lagi berada di tangan Bupati, melainkan Gubernur Jawa Barat.
"Proses pembebasan Leuwiliang-Rancabungur ada kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi dulu. Dokumen persiapan pengadaan tanah (DPPT) kan sudah beres. Kita dengan DPPT tadi kita mengajukan penetapan lokasi karena luasannya di atas 5 hektar," kata Suryanto Putra.
"Penetapan lokasi itu ada kewenangan nya di Gubernur. Maka kita mengajukan ke sana," lanjutnya.
Baca Juga: Detik-Detik Mencekam di Bogor, Percikan Api Tiang Listrik Nyaris Bakar Permukiman Saat Jam Sibuk
Bagi generasi muda yang peduli tata kota, ini adalah contoh nyata betapa rumitnya birokrasi infrastruktur. Suryanto membeberkan bahwa dokumen yang diajukan Pemkab Bogor ternyata belum klik dengan standar yang diminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Akibatnya, berkas harus bolak-balik direvisi.
"Kita udah lakukan 3 pertemuan untuk perbaikan. Karena format mereka dan kita berbeda akhirnya kita harus menyesuaikan kembali DPPT tadi dengan format Provinsi. Setelah semuanya lengkap mereka survei lapangan," jelas Suryanto.
Proses sinkronisasi format dokumen ini memakan waktu yang tidak sebentar, yang pada akhirnya menunda tahapan survei lapangan dan eksekusi fisik.
Selain masalah kertas kerja, faktor cuan alias anggaran juga menjadi tantangan raksasa. Membangun jalan baru bukan hanya soal aspal dan beton, tetapi biaya pembebasan tanah warga yang nilainya fantastis. Suryanto memastikan proyek ini tidak akan rampung tahun depan karena skema penganggarannya harus bertahap.
"Pembebasan lahan pun tidak bisa selesai setahun, akan tiap tahun akan ada anggaran pembebasan lahan. Karena kalau secara hitungan kalau kita mau tuntas sampai 200 miliar lebih. Ga mungkin sekaligus," tutup dia.
Kontributor : Egi Abdul Mugni
Berita Terkait
-
Detik-Detik Mencekam di Bogor, Percikan Api Tiang Listrik Nyaris Bakar Permukiman Saat Jam Sibuk
-
4 Fakta Meninggalnya Pejabat BPKAD Bogor Saat Trekking di Sentul, Sempat Mengeluh Sakit Dada
-
Kabid BPKAD Bogor Mengeluh Sakit Dada Berulang Sebelum Akhirnya Ambruk di Bukit Paniisan
-
Pemkab Bogor Fokus Bangun Wilayah Cibinong Raya sebelum Bogor Barat dan Timur Mekar
-
Detik-Detik Kepala Bidang BPKAD Bogor Hembuskan Nafas Terakhir Saat Tracking Bukit Paniisan
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Mimpi Jalan Tembus Rancabungur-Leuwiliang Masih Jauh, Pemkab Bogor Ungkap Kendala Izin Provinsi
-
Detik-Detik Mencekam di Bogor, Percikan Api Tiang Listrik Nyaris Bakar Permukiman Saat Jam Sibuk
-
4 Fakta Meninggalnya Pejabat BPKAD Bogor Saat Trekking di Sentul, Sempat Mengeluh Sakit Dada
-
Kabid BPKAD Bogor Mengeluh Sakit Dada Berulang Sebelum Akhirnya Ambruk di Bukit Paniisan
-
Umur 30 Wajib Punya MTB? Cek Dulu! Kelebihan - Kekurangan, Bisa Bikin Anda Menyesal atau Ketagihan