Mewakili warga sekitar, Djaja menegaskan, tidak ingin pindah dari kampung tersebut. Walaupun manajemen MNC Land telah memberikan tawaran Rp2,1 juta per meter untuk menggantikan lahan, ia masih belum menerimanya.
Djaja menyebut, harga lahan yang ditawarkan MNC Land sejak 2014 tidak sebanding dengan kondisi lapangan. Dia mengatakan, harga lahan dengan rumah yang kondisinya baik, disamakan dengan lahan dengan rumah yang sudah reyot.
"Kami nggak mau pindah. Warga juga bersikeras mempertahankan makam. Walaupun ada perseorangan yang sudah menjual lahannya secara personal ke MNC Land," ujar Djaja.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menganggap, pembangunan MNC Lido City atau KEK Lido dapat menumbuhkan potensi ekonomi di Bumi Tegar Beriman.
Baca Juga:Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Kabupaten Bogor bisa Dilaksanakan
Menurut dia, megaproyek terebut dapat mendukung program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor yang mengusung slogan Kabupaten Bogor sebagai sport and tourism.
"Karena itu, KEK termasuk dalam tourism," tutur Ade saat mengunjungi lokasi pembangunan KEK Lido pada Rabu (10/3).
Menurut Ade, pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo berkata kepadanya, pembangunan MNC Lido City mampu merekrut 21 ribu tenaga kerja. Dengan demikian, proyek itu bisa mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Bogor.
"Artinya, solusinya bagaimana kita membuka investasi seluasnga dan menyiapkan lapangan pekerjaan," kata Ade menjelaskan.
Hanya saja, Ade enggan berkomentar ketika disinggung keluhan warga yang lahannya belum dibebaskan MNC Land. Pimpinan Tim Perencanaan Proyek Theme Park MN Land, Antoni Haposan Simanjuntak, menolak berkomentar soal keluhan warga.
Baca Juga:Wanita Berhijab Rawat 70 Anjing di Bogor
"Maaf saya tidak dalam kapasitas menjelaskan, ada tim lain yang berkompeten," tutupnya.