Soal Rencana Bom di Pengadilan, Munarman: Siapa Mahluk Itu?

Menanggapi itu, Munarman hanya melayangkan tawa dan tanya.

Andi Ahmad S
Senin, 05 April 2021 | 07:20 WIB
Soal Rencana Bom di Pengadilan, Munarman: Siapa Mahluk Itu?
Munarman (kiri) dan Denny Siregar (kanan) | Istimewa

SuaraBogor.id - Pegiat media sosial, Denny Siregar kekinian menjadi perbincangan hangat. Sebab, dirinya menyebutkan bahwa eks petinggi ormas terlarang FPI, Munarman akan meledakan bom, pada saat persidangan Habib Rizieq.

Menanggapi itu, Munarman hanya melayangkan tawa dan tanya. Dalam jawabannya menanggapi pernyataan yang dituduhkan kepada dirinya, Munarman bertanya siapa Denny Siregar.

“Wkwkwkwk. Siapa mahluk itu...? Saya hanya mau melayani atau komentar terhadap manusia lho," kata Munarman melalui pesan WhatsApp dilansir dari Suara.com.

Namun, Munarman enggan berkomentar lebih jauh menanggapi pernyataan Denny.

Baca Juga:Ferdinand Hutahaean: Negeri Kita Darurat Terorisme

“Saya hanya diskusi sama mahluk yang mengerti bahasa manusia yang beradab,” katanya.

Munarman disebut mau ledakan bom di sidang Habib Rizieq Shihab. Hal itu dibongkar pegiat media sosial Denny Siregar dalam situs pribadinya dennysiregar.id.

Denny Siregar mengait kan dengan dugaan keterkaitan Munarman dengan aksi terorisme yang ramai belakangan ini. Dalam tulisannya itu, Denny Siregar menulis laskar jihad FPI bentukan Munarman saat ini tetap menyala.

Bahkan, laskar jihad tersebut merencanakan serangan militan untuk balas dendam.

Denny Siregar menceritakan tentang sosok Husein al Hasny, anggota FPI yang baru baru ini ditangkap karena terkait kasus terorisme.

Baca Juga:Munarman Buka Suara Dituduh Mau Ledakan Bom di Sidang Habib Rizieq

Menurut Denny, warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta itu mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali.

Hasny dan personel FPI tersebut membuat bom molotov untuk diledakkan di sekitar lokasi sidang Habib Rizieq di Pengadilan.

“Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur.” Nah, dengan rencana itu, Denny menyebut peran Munarman adalah membuat sidang Habib Rizieq agar digelar secara offline.

Berikut tulisan lengkap Denny Siegar:

Pasca Rizieq dipenjara dan 6 orang laskar FPI mati ditembak polisi, hampir semua personel FPI tiarap. Simpatisan yang biasa kumpul di Petamburan, pulang ke rumah.

Mereka tidak mau terseret-seret situasi yang semakin panas.. Tetapi laskar jihad FPI bentukan Munarman tetap menyala. Mereka merencanakan serangan militan untuk balas dendam.

Husein al Hasny, seorang warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali. Hasny pangkatnya di FPI adalah Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia juragan tanah dan punya beberapa ruko di Condet yang dia sewakan.

Perintah dari "atas" keluar, "Bikin kerusuhan.." Hasny kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul. Mereka membangun rencana untuk menyerang saat sidang Rizieq di Pengadilan.

Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur. Akhirnya mereka kumpul lagi dan berencana membuat bom molotov. Seorang anggota menyarankan untuk mengundang Zulaimi Agus, yang dia kenal bisa membuat bom.

Zulaimi Agus warga Bekasi, bergabung di FPI baru tahun 2019. Dia bisa membuat bom jenis TATP atau triacetone triperoxide, hasil dari belajar di internet.

Sesudah Zulaimi Agus bergabung, dia banyak mengajarkan cara membuat bom TATP yang punya daya ledak tinggi, tapi sangat tidak stabil. Kena panas atau benturan sedikit, bisa meledak. Pernah sekali percobaan, bom itu disimpan di freezer dan hampir meledak.

Untung cuma terbakar sedikit dan bisa disiram air. Bom jenis TATP ini pernah dipakai waktu teror bom di Alam Sutera tahun 2015.

Panggilan keren bom ini adalah Mother of Satan. Meski juragan tanah di condet, Husein Hasny ini pelit. Dia tidak mau membiayai operasi ini dengan uangnya sendiri.

Hasny punya majelis pengajian bernama Yasin Waratib. Anggota pengajian ditarik duit atas nama infaq. Hasil infaq inilah untuk membeli bahan baku bom. Supaya komunikasi lancar, kelompok Hasny kemudian membuat grup WA. Dan bom itu mereka samarkan dengan nama "takjil".

Zulaimi berhasil membuat 5 bom TATP. Bom2 itu dia masukkan dalam kaleng susu. Selain itu, disiapkan juga ratusan bom2 pipa.

Bahkan Hasny membeli air keras 1 jerigen, yang dia bagi2 dalam kantung plastik untuk disiramkan ke polisi. Rencananya, "senjata2" itu akan dibagikan ke DPC dan DPW FPI di Jakarta, untuk memulai serangan bersama.

Kapan waktu penyerangan ? Disinilah hebatnya Munarman. Dia berhasil mengkondisikan sidang Rizieq Shihab supaya digelar offline.

Sidang offline akan menarik massa, terutama dari simpatisan FPI untuk berkumpul di luar ruang sidang. Dan saat itu terjadi, serangan akan dimulai.

Bom2 TATP itu akan dipakai untuk diledakkan di luar gedung sidang dengan sasaran utama polisi yang bertugas. Bom lainnya akan diledakkan di "toko2 China".

Ledakan2 besar di beberapa tempat itu diharapkan akan memicu para Lone Wolf untuk bergerak membuat kerusuhan dan menyerang aparat di jalan.

Persiapan untuk membuat kerusuhan besar seperti tahun 1998 dan waktu sidang Bawaslu Mei 2019 akan dimainkan. Api harus menyala besar, supaya chaos terjadi. Dan disaat itu terjadi, sudah ada "tim lain" yang akan memainkan agenda politiknya. Persiapan sudah matang.

Husein al Hasny, Zulaimi Agus dan teman2nya, sudah siap berperang. Bahkan mereka mengisi diri dengan ilmu kebal di Sukabumi. Tinggal tunggu waktu pengumuman kapan sidang Rizieq akan diadakan.

Tapi polisi bergerak lebih cepat. Sesudah jaringan FPI Makassar dilumpuhkan, informasi akan adanya serangan brutal dari FPI sudah didapat.

Densus 88 terus memantau pergerakan Husein al Hasny dan kawan2. Dan pada waktu yang tepat, mereka semua digulung tanpa bisa melawan.. Cerita yang saya bagi dalam 4 seri ini tujuannya untuk memberikan pemahaman apa yang sedang terjadi sekarang.

Saya mengumpulkan keping2 peristiwa dari mana saja, dan menyajikannya sebagai sebuah gambaran. Kita patut berterimakasih pada jajaran Kepolisian dan TNI atas peran besar mereka mengungkap dan menggulung FPI, yang awalnya ormas preman biasa, tapi dalam perjalanannya disusupi dan dibangun untuk menjadi organisasi teror seperti ISIS atau Boko Haram di Nigeria.

Terorisme di negeri ini belum habis. Sel2 mereka, hasil baiat di perumahan Villa Makassar sudah menyebar kemana2. Tidak mudah untuk mendeteksi keberadaan mereka, karena sudah berbaur dengan masyarakat.

Tapi minimal, daya hantam mereka sudah berkurang banyak. Yang perlu kita tunggu sekarang adalah, kapan Munarman bisa ditangkap? Dari semua jejak yang ada, peran Munarman terlihat sangat penting disana. Dialah King Maker sebenarnya. Semoga tidak lama lagi, polisi berhasil menemukan bukti kuat keterlibatannya. Sudah ya, capek juga nulisnya.

Mau seruput kopi dulu sambil memantau perkembangan situasi yang ada.. Seruputt....??

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini