Penyebab Rambut Rontok Wajib Diketahui Pria Dewasa, Ini Solusinya

Kebanyakan orang pasrah ketika rambut rontok. Padahal, ada solusinya untuk kembali menyehatkan kondisi rambut.

Andi Ahmad S
Senin, 21 Juni 2021 | 15:23 WIB
Penyebab Rambut Rontok Wajib Diketahui Pria Dewasa, Ini Solusinya
Ilustrasi kebotakan pada lelaki. (shutterstock)

Rambut rontok sangat umum, dan memengaruhi setengah dari pria di atas usia 50 tahun, meskipun bagi banyak orang itu dimulai jauh lebih awal dalam kehidupan.

Menurut dr Fiona Worsnop, konsultan dermatologis di The Harley Street Dermatology Clinic, beberapa bentuk kerontokan rambut, seperti alopecia areata, bahkan bisa muncul pertama kali pada masa kanak-kanak.

Itu benar-benar dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi kerontokan rambut dapat diobati setelah penyebabnya diketahui.

"Jadi jika itu menimbulkan kekhawatiran, diagnosis adalah langkah penting pertama dalam menentukan perawatan mana yang cocok," ujarnya.

Baca Juga:Catat! Ini Manfaat Gula Aren Bagi Kesehatan yang Ternyata Tidak Banyak Diketahui

Stres dapat berperan

Telogen effluvium adalah stres atau penyakit yang berhubungan dengan kerontokan rambut. Friedmann mengatakan bahwa peningkatan proporsi rambut bergeser dari fase tumbuh ke fase rontok. Ini terjadi karena gangguan siklus rambut normal yang mungkin disebabkan oleh trauma berat seperti kehilangan keluarga atau mungkin pengobatan baru.

Saat stres, kadar kortisol dan adrenalin meningkat lebih sering dan lebih lama. Rambut tumbuh dan kemudian mencapai fase istirahat di mana pada akhirnya akan rontok, dan itu normal.

Tetapi dalam kasus kerontokan rambut jenis telogen effluvium, hormon stres yang disebut neuropeptida mendorong rambut keluar dari fase tumbuh ke fase istirahat, memperlambat pertumbuhan kembali ke titik penipisan rambut lebih jelas.

Biasakan makan sehat

Baca Juga:Setiap Hari Ratusan Terpapar Covid-19, Pemprov DKI: Jangan Bawa Anak-anak Keluar Rumah!

Pemicu penting lainnya untuk kerontokan rambut adalah penurunan berat badan secara tiba-tiba atau perubahan dramatis dalam pola makan, yang keduanya dapat memicu telogen effluvium.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini