Kapitra Ampera: Adzan Dianalogikan dengan Binatang Kebangetan, Gus Yaqut Harus Diganti!

Kapitra menyebut Menag seperti Yaqut harus segera dievaluasi bahkan diganti lantaran dinilai sudah keterlaluan dan tak cerdas.

Hairul Alwan
Jum'at, 25 Februari 2022 | 07:33 WIB
Kapitra Ampera: Adzan Dianalogikan dengan Binatang Kebangetan, Gus Yaqut Harus Diganti!
Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera. (Suara.com/Chyntia)

SuaraBogor.id - Pernyataan kontroversi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut yang dianggap menyamakan Adzan dengan suara gonggongan anjing membuat banyak tokoh publik berkomentar. Belakangan Politisi PDIP, Kapitra Ampera bahakan ikut buka suara terkait polemik itu.

Kapitra menyebut Menag seperti Yaqut harus segera dievaluasi bahkan diganti lantaran dinilai sudah keterlaluan dan tak cerdas.

“Saya melihat bahwa harusnya presiden mengevaluasi, Menteri Agama seperti ini harus diganti. Harus diganti!” tegas Kapitra, dikutip dari terkini.id--Jaringan Suara.com, Jumat (25/2/2022).

Kapitra mengaku khawatir jika terus menerus dibiarkan tanpa evaluasi kelakuan Gus Yaqut bisa menimbulkan resistansi dan perlawanan dari masyarakat secara masif.

Baca Juga:Gus Yaqut Bandingkan Adzan dengan Suara Anjing, Ustaz Abdul Somad: yang Terganggu Dengar Adzan Setan, Harus Diruqyah!

“Ini menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dari basic human right,” kata Kapitra.

Menurut Kapitra, seharusnya Gus Yaqut sebagai pejabat negara bisa menjaga pernyataan-pernyataannya. Terlebih, pernyataan Kapitra belum lama ini dinilai membuat gaduh dan resah masyarakat.

“Kalau (disandingkan) dengan binatang, suara adzan itu dianalogikan dengan binatang ini kebangetan ya, ini enggak cerdas. Sebagai Menteri Agama, ini membuka konfrontasi dengan umat Islam.”

Sementara itu, sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag, Thobib Al Asyhar, menyebut bahwa Menag Yaqut tidak pernah membandingkan azan dengan gonggongan anjing saat berbicara di Riau.

“Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” tegasnya.

Baca Juga:GP Ansor akan Laporkan Roy Suryo Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik Terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil

Kata Thobib, sebenarnya Gus Yaqut ingin menjelaskan kehidupan yang plural diperlukan toleransi. Ia menyebutkan bahwa Menag Yaqut ingin ada pedoman bersama agar harmoni tetap terawat dengan baik di masyarakat, termasuk tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.

Dalam penjelasan itu, tutur Thobib, Gus Yaqut memberi contoh sederhana tentang gonggongan anjing dan tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini