Minyak Goreng 10.000 Liter Dialokasikan Bulog untuk Kota Depok, Disperdagin: Warga Bisa Beli Seharga Rp 14.000

Kota Depok Jawa Barat mendapat alokasi minyak goreng kemasan premium dari Bulog Sub Divre Cianjur sebanyak 10.000 liter

Galih Prasetyo
Rabu, 02 Maret 2022 | 08:05 WIB
Minyak Goreng 10.000 Liter Dialokasikan Bulog untuk Kota Depok, Disperdagin: Warga Bisa Beli Seharga Rp 14.000
Ilustrasi minyak goreng yang ada di display sebuah minimarket. [Istimewa]

SuaraBogor.id - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Depok Zamrowi mengatakan Kota Depok Jawa Barat mendapat alokasi minyak goreng kemasan premium dari Bulog Sub Divre Cianjur sebanyak 10.000 liter.

"Seluruhnya akan dijual kepada konsumen sektor rumah tangga, bukan pedagang eceran. Setiap warga membeli dua liter minyak goreng sesuai HET yakni Rp14 ribu/liter. Kegiatan ini bekerja sama dengan pihak kelurahan dan kecamatan untuk mendata dan mendistribusikan langsung minyak ke konsumen," kata Zamrowi dalam keterangannya, di Depok, mengutip dari Antara, Rabu (2/3). 

Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga melaksanakan operasi pasar minyak goreng curah di Pasar Cisalak.

"Kementerian Perdagangan memberikan 12.000 liter minyak goreng curah untuk pedagang eceran seharga Rp10.500 per liter. Kemudian, dapat dijual kembali oleh para pedagang dengan harga sesuai ketentuan HET minyak goreng curah, yakni Rp 11.500 per liter," kata Zamrowi.

Baca Juga:Harga Minyak Goreng Naik Dinilai Tidak Berbanding Harga CPO Internasional, KPPU Ungkap Hal Ini

Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kota Depok, Adnan Mahyudin menambahkan, operasi pasar minyak goreng sebagai bentuk intervensi TPID Kota Depok dalam upaya pengendalian inflasi. Yaitu dengan menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat, salah satunya adalah minyak goreng.

Adnan mengungkapkan, dinamika pergerakan harga dan ketersediaan pasokan komoditas minyak goreng terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya kendala logistik di tengah pandemi, permintaan Biodiesel untuk Program B30, dan lonjakan harga minyak nabati dunia.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aksi borong. Dengan tetap menerapkan pola hidup sederhana dengan berbelanja sesuai kebutuhan dan meningkatkan pola hidup sehat mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.

"Pemkot juga akan senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder untuk terus berupaya menjaga kestabilan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat di Kota Depok serta mengembangkan komunikasi efektif dalam menjaga ekspektasi positif masyarakat," ujarnya.

Baca Juga:BPS: HET Minyak Goreng Pemerintah Bisa Memicu Deflasi Ekonomi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini