SuaraBogor.id - Ratusan mahasiswa Cianjur menggelar aksi unjuk rasa di gerbang DPRD Kabupaten Cianjur, Senin (11/4/2022).
Mereka menuntut pemerintah untuk stabilkan harga pangan serta menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Koordinator lapangan Agung Gumilar mengatakan, tuntutan tersebut dilakukan sesuai keluhan dari masyarakat setempat.
Menurutnya terjadinya ketidak setabilan harga pangan seperti minyak goreng berdampak bagi seluruh masyarakat khususnya Cianjur.
Baca Juga:Kameramen Cokro TV: Ade Armando Dikeroyok Selama 20 Menit Hingga Dapat Perlindungan Polisi
“Sangat berdampak bagi masyarakat yang berada di pelosok-pelosok. Apalagi bagi masyarakat berpendapatan kecil yang usahanya berjualan gorengan. Itu kan menggunakan minyak,” katanya kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
Lebih lanjut, pihaknya menuntut untuk menghentikan pembangunan ibu kota negara baru. Hal ini lantaran Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo lebih memprioritaskan penggunaan anggaran pengeluaran belanja negara sebesar 20 persen atau sebesar Rp400 triliun untuk IKN ketimbang penaganan ekonomi untuk masyarakat.
“Kalau anggaran tersebut untuk menangani stabilitas harga bahan pangan, atau kepada hal-hal yang bisa membantu masyarakat, Indonesia akan lebih baik,” kata dia.
Agung menuturkan, apabila setelah aksi mahasiswa Cianjur tuntut pemerintah stabilkan harga dan tuntutan lainnya tidak ada respon dari pemerintah pusat. Pihaknya mengaku akan melakukan aksi ke DPR-RI pada tanggal 21 April mendatang.
“Kita juga berkomunikasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jawa Barat. Agendanya untuk melakukan aksi unjuk rasa ke pemerintahan pusat apabila tidak merespon surat yang sudah di ajukan oleh DPRD Cianjur,” tukasnya.
Baca Juga:Evakuasi Ade Armando Saat Dikeroyok Massa, Enam Polisi Ikut Terluka