SuaraBogor.id - Keputusan Polri yang tidak menahan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J banyak menuai kritik.
Salah satunya seperti yang diungkapkan Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto
Kata Bambang, keputusan tidak menahan Putri Candrawathi dianggap jauh dari rasa keadilan.
"Jelas menyakiti rasa keadilan masyarakat," kata Bambang kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca Juga:Kesimpulan Komnas HAM: Ada 4 Pelanggaran HAM Termasuk Dugaan Pelecehan Seksual Putri Candrawathi
Bambang mengungkapkan, penyidik memang memiliki kewenangan memutuskan tersangka ditahan atau tidak dengan pertimbangan tidak akan melarikan diri, tidak menghilangkan barang bukti, dan tidak mengulangi perbuatannya.
Meski demikian, Bambang menanyakan apakah rasa keadilan publik telah terpenuhi dengan tidak ditahannya Putri Candrawathi.
Terlebih Putri dapat berkomunikasi dengan orang luar selama tidak dilakukan penahanan.
"Pendapat saya, memang PC (Putri) tidak akan menghilangkan barang bukti dan lain-lain sesuai alasan objektif dan subjektif penyidik; tetapi apakah alasan itu memenuhi rasa keadilan?" tambahnya.
Tak hanya itu, Bambang beranggapan salah satu alasan tersangka Putri tidak ditahan karena suaminya, tersangka Ferdy Sambo, diduga masih memiliki pengaruh kuat di internal Polri.
Baca Juga:Sederet Mantan Pejabat Polri Susul Ferdy Sambo Jalani Sidang Etik, Tersangka Menghalangi Penyidikan
Sebelumnya, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, sekaligus Ketua Tim Khusus Polri, Komjen Pol. Agung Budi Maryoto mengatakan ada permintaan dari kuasa hukum Putri Candrawathi agar tersangka pembunuhan Brigadir Yosua itu tidak ditahan.
- 1
- 2