Dinilai Bikin Beban Hidup Rakyat Makin Berat, PKS Desak Pemerintah Batalkan Kenaikan Harga Pertalite dan Solar

"Pemerintah lebih memprioritaskan untuk terus membangun infrastruktur megaproyek yang tidak berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat, kata Politikus PKS itu.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 05 September 2022 | 09:39 WIB
Dinilai Bikin Beban Hidup Rakyat Makin Berat, PKS Desak Pemerintah Batalkan Kenaikan Harga Pertalite dan Solar
DOKUMENTASI - Warga Kota Cimahi mengantre unuk membeli Pertalite di sebuah SPBU pada Sabtu (3/9/2022). Banyak dari warga yang datang tak tahu jika harga Pertalite telah mengalami kenaikan. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraBogor.id - Kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil dinilai tak tepat oleh sejumlah pihak.

Mulai dari buruh, pelaku bisnis transportasi hingga mahasiswa mendesak Pemerintah Pusat untuk membatalkan kenaikan harga BBM, terutama pertalite dan Solar.

Di Jawa Barat, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setempat meminta kebijakan kenaikan harga BBM dibatalkan.

“Mendengar kabar kenaikan harga BBM bersubsidi pada 3 September kemarin sungguh sangat mengecewakan bagi kami Partai Keadilan Sejahtera,” kata Haru di Kota Bandung, Senin (5/9/2022).

Baca Juga:Pengamat: Antisipasi Kenaikan Harga BBM Pertamina Pakai Kendaraan dengan Energi Terbarukan

“Di tengah himpitan masyarakat yang sangat berat akibat pandemi Covid-19 kemarin dan sampai sekarang belum pulih, masyarakat kembali ditekan dengan kenaikan harga BBM berasubsidi, ini sangat tidak masuk akal, kasihan masyarakat,” tambahnya.

Pemerintah kata dia, lebih baik menghentikan sementara sejumlah pembangunan infrastruktur yang terkesan tidak banyak memberikan banyak manfaat untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan menaikan harga BBM bersubsidi.

“Ternyata pemerintah lebih memprioritaskan untuk terus membangun infrastruktur megaproyek yang tidak berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Padahal, sambung Haru, Inflasi harga kebutuhan pokok masyarakat sebelum adanya kenaikan harga BBM bersubsidi sudah menembus 10 persen. Lantas apa jadinya jika kenaikan harga BBM bersubsidi ini terus dijalankan.

“Sebelum ada kenaikan saja sudah berada lebih dari 10 persen angka inflasi kebutuhan pokok, apa jadinya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi ini, inflasi akan jauh lebih tidak terkendali,” tuturnya.

Baca Juga:Catat! Ini Tiga Bantuan Pemerintah Usai Harga Pertalite Dan Solar Subsidi Naik Mendadak

“Jadi saya sarankan kenaikan harga BBM ini dibatalkan, ini cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk sekedar membantu meringankan beban masyarakat pascapandemi ini bukan justru semakin di bebani dengan kondisi saat ini,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah akhirnya menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis Pertalite dan solar mulai Sabtu (3/9/2022) siang ini.

Selain Pertalite dan solar bersubsidi, Pemerintah Pusat juga menaikan harga Pertalite non subsidi mulai pukul 14.30 WIB siang ini.

Kenaikan harga Pertalite, solar dan Pertamax non subsidi itu diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam konferensi pers, Sabtu.

Berikut harga baru BBM yang mengalami kenaikan:

  • Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter
  • Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter
  • Pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini