Masuk ke Sekolah-sekolah Hingga Pabrik, Dinkes Cianjur Bahas Penyipangan Seks, untuk Apa?

Dinkes Cianjur melakukan edukasi terkait penyimpangan seks dan seks bebas kepada siswa dan para pekerja pabrik yang dikunjunginya.

Hairul Alwan
Minggu, 17 Desember 2023 | 22:06 WIB
Masuk ke Sekolah-sekolah Hingga Pabrik, Dinkes Cianjur Bahas Penyipangan Seks, untuk Apa?
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr Frida Layla Yahya. [ANTARA/Ahmad Fikri]

SuaraBogor.id - Dinas Kesehatan atau Dinkes Cianjur, Jawa Barat (Jabar) belakangan ini gencar masuk ke sekolah-sekolah hingga pabrik-pabrik di Kabupaten Cianjur.

Mereka ternyata melakukan edukasi terkait penyimpangan seks dan seks bebas kepada siswa dan para pekerja pabrik yang dikunjunginya.

Edukasi soal penyimpangan seks dan seks bebas yang dilakukan Dinkes Cianjur itu ternyata dilakukan untuk meningkatkan pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr Frida Layla Yahya mengatakan sepanjang tahun 2001 hingga 2023 warga terinfeksi HIV/AIDS di Cianjur sebanyak 1.922 orang yang tersebar di beberapa wilayah di Cianjur.

Baca Juga:Tetap Waspada, Gempa Bumi 4,7 Magnitudo Bukan dari Gunung Salak? Ini Penjelasan PVMBG

"Penambahan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terbanyak terjadi tahun 2022 sebanyak 219 orang, sedangkan tahun 2023 terdapat 183 ODHA yang berhasil dideteksi," katanya.

Frida mengungkapkan, jumlah tersebut kemungkinan terus bertambah karena diduga masih banyak ODHA yang tidak terjaring dan tidak melaporkan kasusnya.

Berdasarkan data Dinkes Cianjur, sejak tiga tahun terakhir, penularan HIV/AIDS terbanyak dikarenakan hubungan sesama jenis atau laki seks laki (LSL).

Sementara dari 183 ODHA, 137 orang di antaranya laki-laki dan 46 lainnya perempuan. Jumlah itu diketahui melalui hasil skrining dari total 19.844 orang yang diperiksa Dinkes Cianjur hingga September 2023.

"Populasi kunci yang harus kita skrining untuk mengetahui jumlah kasus HIV/AIDS seperti ibu hamil. Dari 16.727 orang yang kita periksa, 10 di antaranya ternyata positif HIV/AIDS," ungkapnya.

Baca Juga:KUA Kecamatan Sukaresmi Buka Suara Soal Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur

"Untuk yang terdeteksi seluruhnya diedukasi untuk mengonsumsi obat anti retroviral (ARV) di fasilitas kesehatan," katanya.

Pemberian ARV termasuk sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS, tubuh pasien lebih sehat karena virusnya ditekan, sehingga mereka tetap dapat beraktivitas normal.

Kepada mereka diberikan edukasi agar meninggalkan pergaulannya seperti kepada LSL agar tidak lagi melakukan seks sesama jenis.

Sedangkan dari data hingga November 2023, tambah dia, jumlah ODHA yang rutin menerima ARV sebanyak 416 orang, 300 orang dilayani di RSUD Cianjur, 80 orang di RSUD Cimacan, 23 orang di RSDH, sembilan orang di Puskesmas Cidaun, dan empat orang di RSUD Pagelaran.

“Kami berharap semua kalangan ikut membantu memberikan edukasi termasuk orang tua yang memiliki anak yang mulai menunjukkan gejala tidak sesuai dengan jenis kelaminnya seperti laki bertingkah seperti perempuan atau sebaliknya yang perempuan seperti laki," katanya.

Pihaknya berharap seiring peringatan hari HIV/AIDS sedunia, Kabupaten Cianjur dapat menerapkan 3 Zero HIV, yakni zero infeksi baru, zero kematian karena AIDS, dan zero diskriminasi terhadap ODHA menuju Indonesia Bebas AIDS di 2030.

“Semoga ke depan tidak ada lagi angka kesakitan, kematian dan hilangkan diskriminasi terhadap ODHA. Semua kalangan harus ikut membantu terutama pencegahan dini agar anak tidak terjerumus dalam pola hidup seks bebas dan seks sesama jenis," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak