Selain itu melalui konferensi ini, pihaknya berharap dapat membangun jejaring internasional melalui kemitraan dengan lembaga dari luar negeri, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi pembangunan di daerah.
"Dalam rangka mewujudkan Bring Bogor To The World and Bring The World To Bogor, pada tahun 2026 Kabupaten Bogor akan menjadi tuan rumah gelaran konferensi ISOCARP yang diikuti oleh 85 negara dari Asia-Pasific," sebut Ajat.
International Society of City and Regional Planners (ISOCARP) merupakan organisasi internasional Asosiasi Sukarela Serikat orang-orang yang bekerja di bidang perencanaan kota.
Organisasi ini berdiri pada tahun 1965 dengan memiliki anggota dari lebih dari 80 negara. ISOCARP secara resmi diakui oleh Persatuan Bangsa-Bangsa dan Dewan Eropa. Organisasi ini bekerja dengan UNESCO dan tidak berada di bawah kendali pemerintah manapun.
Baca Juga:Jaringan Internasional Terendus, Sabu 784 Gram Ditemukan di Bungkus Teh China
Delegasi dari Indonesia diwakili juga dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor Serta IAP.
Kegiatan konferensi ini memiliki tema ”Planning New and Regenerative Cities”. Tema ini diangkat karena pada era digitalisasi dengan ekonomi sirkuler seperti saat ini, kebutuhan terhadap penyediaan kota sebagai tempat hidup dengan lingkungan yang manusiawi dan isu lingkungan yang berkelanjutan terus meningkat.
Merupakan suatu peluang dan tuntutan bagi perencana kota dan regional untuk dapat melakukan pendekatan yang lebih kuat terhadap kota melalui penyediaan permukiman baru ataupun melalui strategi pembangunan kembali.
Dalam konferensi ini, delegasi dari berbagai negara menyampaikan tantangan dan peluang perencanaan kota-kota baru yang berkelanjutan, antara lain melalui rekayasa kawasan metropolitan dan kota menuju keberlanjutan, bangunan dan transportasi yang berkelanjutan, desain perkotaan berkelanjutan dan strategi dekarbonisasi serta inovasi untuk adaptasi lingkungan perkotaan yang tahan iklim. [Antara].
Baca Juga:Kang Mus: Naturalisasi Penting, Tapi Pembinaan Bibit Lokal Tak Boleh Terlewatkan