SuaraBogor.id - Titiek Puspa, yang lahir dengan nama Sudarwati pada 1 November 1937 di Tanjung, Kalimantan Selatan, adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan aktris legendaris Indonesia.
Nama aslinya kemudian diubah oleh keluarganya menjadi Kadarwati dan akhirnya Sumarti. Sejak muda, Titiek menunjukkan minat besar dalam dunia musik dan mulai berkarier sebagai penyanyi pada usia remaja.
Melansir dari Wikipedia, perjalanan kariernya dimulai dengan memenangkan kompetisi menyanyi Radio Republik Indonesia di Semarang, Jawa Tengah.
Kemenangan ini membawanya bergabung dengan Orkes Simfoni Jakarta di bawah pimpinan Sjaiful Bachri, di mana ia menjadi penyanyi tetap hingga tahun 1962. Presiden Sukarno-lah yang memberikan nama panggung "Titiek Puspa" kepadanya pada era 1950-an.
Baca Juga:Jangan Ngaku Pernah ke Bogor Kalau Belum Cicip 7 Kuliner Legendaris Ini
Sepanjang kariernya, Titiek Puspa menciptakan dan membawakan banyak lagu populer yang menjadi bagian penting dari khazanah musik Indonesia. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain "Kupu-Kupu Malam" dan "Bing". Lagu "Kupu-Kupu Malam" dikenal karena penggambarannya yang mendalam tentang kehidupan pekerja seks, sementara "Bing" merupakan penghormatan kepada Bing Slamet.
Kedua lagu ini diakui oleh Rolling Stone Indonesia sebagai beberapa lagu terbaik sepanjang masa.
Selain berkarier di bidang musik, Titiek Puspa juga terjun ke dunia akting. Ia membintangi sejumlah film dan sinetron, seperti "Minah Gadis Dusun" (1965), "Inem Pelayan Sexy" (1976), dan "Koboi Sutra Ungu" (1982).
Pada tahun 2009, Titiek didiagnosis menderita kanker serviks. Selama menjalani perawatan, termasuk kemoterapi di Mount Elizabeth Hospital, Singapura, ia tetap produktif dengan menulis 61 lagu.
Setelah beberapa bulan, ia dinyatakan sembuh dan menganggap doa serta meditasi sebagai faktor penting dalam proses penyembuhannya.
Baca Juga:Kisah Haru Hasbi, Bupati Bogor Turun Tangan Bantu Anak Penderita Leukimia
Titiek Puspa meninggal dunia pada 10 April 2025 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, akibat pendarahan otak pada usia 87 tahun.
Warisan musik dan kontribusinya dalam industri hiburan Indonesia menjadikan Titiek Puspa sebagai salah satu ikon seni yang dihormati dan dikenang sepanjang masa.
Titiek Puspa Meninggal
Penyanyi legendaris Indonesia, Titiek Puspa, meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025, pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, pada usia 87 tahun.
Beliau sempat menjalani perawatan intensif selama 15 hari akibat pendarahan otak sebelum menghembuskan napas terakhir.
Sebelum jatuh sakit, Titiek Puspa sempat menyelesaikan syuting tiga episode program "Lapor Pak!" di Trans 7 pada malam hari. Keesokan harinya, beliau ditemukan pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Jenazah almarhumah akan disemayamkan di Wisma Puspa, Pancoran, Jakarta Selatan. Keluarga memohon doa dan maaf atas segala kesalahan yang mungkin pernah dilakukan semasa hidupnya.
Kepergian Titiek Puspa meninggalkan duka mendalam bagi dunia musik Indonesia. Beliau dikenal sebagai sosok yang mengayomi musisi muda dan telah memberikan kontribusi besar dalam industri hiburan Tanah Air.
Kehidupan Awal Titiek
Titiek terlahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937 dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, yang berdarah Jawa.
Keluarganya kemudian mengganti namanya menjadi Kadarwati dan akhirnya menjadi Sumarti.
Saat kecil, ia bercita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, setelah memenangkan beberapa kompetisi menyanyi, ia memutuskan untuk menjadi seorang penghibur, membuat keputusan tersebut sekitar usia 14 tahun. Namun, kedua orang tuanya menentang keputusannya tersebut.
Dalam suatu kesempatan, Sumarti terpaksa mengikuti lomba tanpa sepengetahuan orang tuanya. Untuk itu, seorang teman menyarankannya untuk menggunakan nama samaran "Titiek Puspo", yang diambil dari Titiek, nama panggilannya sehari-hari, dan "Puspo", nama ayahnya.
Sumarti setuju dan mengganti "Puspo" menjadi "Puspa". Sejak itulah ia dikenal sebagai Titiek Puspa. Nama ini pula yang diambilnya sebagai nama orkes pengiringnya, "PUSPA SARI", yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.